Hidroponik Pemula a la Mama Riyadh

Assalaamu’alaikum, Mama…

Jadi gimana pembatasan sosial berskala besarnya? Apa yang sudah mama dapatkan dari #dirumahaja selama kurang lebih tiga bulan? Di bulan kedua PSBB mama Riyadh mencoba keterampilan baru, yakni menanam. Berhubung rumah nggak punya lahan sama sekali, termasuk pagar, ya udah hidroponik jadi pilihan. Tanamannya apa? Kangkung yang paling gampang untuk hidroponik pemula! Menanam kangkung tanpa rockwall. Gimama caranya? Lanjut baca postingan Mama Riyadh, ya Hidroponik untuk Pemula a la Mama Riyadh.



Apa itu Hidroponik?

Sebelum jauh ngomongi teknis, ku perkenalkan dulu apa itu hidroponik. Disklaimer dulu. Mama Riyadh di sini hanya sharing hidroponik untuk hobi, bukan bisnis. Itupun baru sekali terapan. Wkwkwkw.

Hidroponik adalah seni menanam tanaman tanpa menggunakan media tanah, melainkan air. Sebagai permulaan, hidroponik sangat cocok untuk penduduk yang tidak memiliki pekarangan yang luas. Contohnya rumah kami yang begitu keluar rumah langsung jalanan. Di mana coba kami mau membiarkan tanaman ini bertengger. Hidroponiklah siasatnya. Kelebihan dari menanan hidroponik adalah bersih, soalnya nggak bersinggungan sama tanah yang punya imej kotor kalau  tumpah berserakan. Hehehee..

Ada enam macam teknik hidroponik: sistem sumbu (wick), fertigasi, pasang surut (EEB & FLOW), nutrient film technique (NFT), rakit apung (water culture), dan aeroponik. Nah, buat skala rumahan yang paling sederhana, kita bisa praktikkan hidroponik sistem sumbu. Mengapa? (1) Tidak banyak menggunakan alat dan perlengkapan (2) Tidak membutuhkan aliran listrik seperti system hidroponik lainnya (3) Sangat mudah untuk dipindahkan ke sudut manapun.

Kekurangannya: karena bahan sederhana, yaa kita nggak bisa menanam banyak. Selain itu, karena sumbu kapiler terbatas mrnyalurkan nutrisi, hidroponik system sumbu hanya cocok untuk tanaman yang tidak memerlukan banyak air. Jika dibandingkan antara kekurangan dan kelebihannya, still worth to try kok.

Tanam Apa?

Setelah memelajari beberapa video yucub soal hidroponik, Mama Riyadh menjatuhkan pilihan pada tanaman kangkung sebagai percobaan pertama. Alasannya …
  1. Kami suka makan kangkung. Jadi, sekalian ajalah tanam untuk dimakan. Wkwkwk. 
  2. Minim modal. Hahahaa rada perhitungan sih gue. Namanya aja trial, ye kan. Ngapain juga modal banyak, belum tentu ke sananya berlanjut. Kupakai perlengkapan yang ada di rumah aja sebagai media tanam.
  3. Kangkung termasuk tanaman yang “bandel”. Katanya, ditaro di pinggir empang aja juga kangkung bisa hidup. Semacam nggak perlu banyak treatment gitulah.
  4. Masa panen tidak terlalu lama, 21-24 hari setelah penyemaian bibit. Iya donk, namanya pemula pengennya cepet aja dapet hasil. Hahaha. Nah, kangkung nggak terlalu lama nih prosesnya untuk bisa dipanen.
Others, ada juga yang mencoba tanam daun salada sebagai permulaan.

Biar semangat melanjutkan, hidroponik pemula baiknya tanam kangkung aja karena termasuk tanaman yang "bandel" dan modal murah. Hihihiii
Perlengkapannya Apa Aja?

Masih dari hasil menonton beberapa video yucub, mulailah kumencari perlengkapan hidroponik pemula untuk tanam kangkung. Saya mengumpulkan baskom, bakul plastik, dan tisu (pengganti kain flanel) yang tersedia di rumah sebagai media tanam.

Kemudian, saya membeli lima bungkus bibit kangkung (@20 gram), pupuk AB Mix untuk sayur dan daun, suntikan untuk meracik nutrisi tanaman. Pembelian perlengkapan di Toko Purie Garden Tangerang pada aplikasi Shopee. Bebas aja, sih kamu-kamyu mau beli dimana. Begitu barang tiba, here we go kita menanam!

Nah, ini starter kit a la Mama Riyadh saat hidroponik pemula menanam kangkung. 


Cara Menanam Kangkung untuk Hidroponik Pemula

Tahap Penyemaian Bibit

Hari pertama, kita lapisi keranjang dengan tisu basah. Kemudian taburi bibit kangkung secara rata. Pada akhirnya, saya hanya menggunakan dua bungkus bibit kangkung untuk empat media tanam. Pelapisan tisu ini digunakan agar bibit kangkung nggak jatuh ke baskom. Kalau nggak ada tisu, juga bisa pakai kain flannel.

Isi baskom dengan air keran sampai menyentuh permukaan tisu. Jadi, jangan biarkan bibit terendam. Isi air kerannya jangan langsung mengenai tisu, ya. Bisa robek nanti tisunya. Jadi isi dulu baskomnya dengan air, lalu tumpuk keranjang yang sudah ditaburi bibit kangkung di atas baskom. Ya udah deh. Kalau udah mulai, diamatin terus perkembangannya tiap hari.



Saya semai di pagi hari. Nah, sorenya diamati benihnya ini sudah mulai pecah dan tumbuh tunas.
Semenjak punya peliharaan kangkung, hal pertama bangun tidur pasti yang dilihat tanaman. Apakah ketersediaan airnya cukup atau tidak. Kalau udah mulai berkurang, yaa tinggal tambah air aja sampai menyentuh dasar tisu.

Hari kedua, tumbuh kecambah di beberapa bibit. Nggak apa kalau belum semua bertunas. Amati saja terus setiap harinya.

Hari ketiga, kecambah semakin panjang. Bahkan menyerupai tanaman tauge. Banyak yang bilang juga kalau saya tanam tauge. Wkwkwkwk. Pada beberapa bibit juga mulai tumbuh daun lembaga (daun pertama dan kedua).

Hari keempat: mulai tumbuh akar dari dasar bakul. Tanaman pun bertambah tinggi.

Tahap Pematangan Tanaman

Hari keenam: tumbuh daun keempat dan kelima atau daun sejati. Akarpun bertambah panjang. Saatnya pakai AB Mix dengan kadar kepekatan 500 ppm.

Hari kedua belas waktunya meningkatkan kadar kepekatan nutriri AB Mix menjadi 1000 ppm. Perhatikan terus nutrisi dan kadar air pada tanaman sebab penyerapannya sangat cepat, apalagi di cuaca terik. Foto kiri dan kanan: Tanaman agak miring menuju datangnya cahaya matahari. Mama Riyadh ubah posisi baskom jadi tampak layu penglihatannya. Foto tengah: Saat Mama Riyadh harus rela membuang tanaman kangkung akibat layu dan kekeringan.

Perhari kedua belas ini, selalu perhatikan nutrisi tanaman soalnya daya serap air cepet banget. Waktu itu saya lupa “memberi makan” tanaman. Inget-inget pas udah sore, sedangkan matahari lagi terik banget. Ya ampuuun, mati sebaskom tanaman kangkungnya gegara kekurangan air. Beneran yang sampe kering gitu baskomnya. Tanaman langsung layu. Jarak air nutrisi dengan media tanam, kalau bisa jangan sampai lebih dari 1 cm supaya penyerapan nutrisinya bagus.

Jaga terus kepekatan airnya, ya. Kalau airnya keruh, ada jentik nyamuk, banyak sisa-sisa tanaman, lebih baik ganti saja air secara keseluruhan. Kasih lagi nutrisi AB Mix-nya sesuai dengan kadar kepekatan kala itu.

Tahap Panen

Sebenernya saya rada telat memanen, yakni di usia 26 hari. Awalnya karena saya tidak dirumah saat lebaran tiba. Selain itu, pas saya konsul ke praktisi hidroponik, beliau menjawab sudah bisa dipanen di hari ke 26-30 (kalau dalam hitungan saya). Ya udah, tampaknya batang sudah semakin kuat, saya panen di hari ke-26 saja.

Dari dua bungkus bibit kangkung menghadilkan segenggam kangkung dewasa. Minum yang mati karena kehabisan air, ya.


Ada dua sistem panen kangkung: dipotong dan dicabut seakar-akarnya. Saya memilih mencabut seakar-akarnya. Katanya, ada jenis bibitnya untuk kangkung yang bisa ditanam kembali usai panen. Kalau biasanya di kangkung pasar, kita hanya bisa konsumsi 60%-nya saja.  Berbeda halnya dengan kangkung hidroponik di mana kita bisa konsumsi 90% dari hasil tanam. Tinggi batangnya memang tidak setinggi kangkung tanah.

Kangkungnya langsung kutumis pakai saori saos tiram. Wkwkwk. Kalau kata #papapriyadh, kangkungnya agak keras dan pahit. Kalau Riyadh, dia doyan aja dan habis dimakan sampai bersih. FYI, #papapriyadh urusan makan emang mendetail sik. Tau aja kalau soal rasa dan tekstur. Hehehe

Nutrisi AB Mix

Nah, salah satu kunci sukses hidroponik ada di air nutrisi. Setiap membeli nutrisi AB Mix pasti sudah ada petunjuk pemakaiannya. Waktu itu saya beli yang ukuran 250 gram, cocok untuk dilarutkan dalam 500 ml air. Ya, sudah deh buat nutrisi AB Mix.

Alat dan Bahan:

  1. Nutrisi AB Mix
  2. Gelas Ukur
  3. 2 buah botol untuk menampung nutrisi A dan B
Cara membuat:
  1. Buka kemasan nutrisi A dan larutkan pada 500 ml air keran. Aduk terus sampai menyatu.
  2. Jika larutan sudah menyatu, tuang ke dalam botol ukuran 500 ml atau terserah berapa yang memudahkan mama dalam penggunaannya kelak.
  3. Buka kemasan nutrisi B dan larutkan pada 500 ml air keran. Aduk terus sampai menyatu.
  4. Jika larutan sudah menyatu, tuang ke dalam botol ukuran 500 ml atau terserah berapa yang memudahkan mama dalam penggunaannya kelak.

Ada satu alat lagi yang cukup penting dalam hidroponik namanya TDS. Rada pricey harganya emang, Hehehe akhirnya mama Riyadh pakai aja patokan komposisi dari yucub untuk kadar kepekatan air. Untuk kepekatan 500 ppm pakai komposisi masing-masing 5 ml untuk satu liter air.
Untuk kepekatan 1000 ppm pakai komposisi masing-masing 10 ml untuk satu liter air.

Yup, itulah sharing Mama Riyadh tentang hidroponik untuk pemula. Niatnya mau lanjut, tapi masih mencari sumber pembelian dulu. Hehehee. Hidroponik bisa banget dilakukan dengan barang-barang bekas, lho. Biar nambah referensi soal hidroponik, kamu bisa follow, tonton, dan baca:



Tidak ada komentar

Terima kasih sudah berkomentar dengan sopan :)