Rahasia Sukses Keuangan di Bisnis dan Rumah Tangga

Assalaamu’alaikum Mama..

Udah bulan Agustus aja, eeuy. Kuartal dua udah mau lewat. 'Pa kabar sama dompet keluarga, mams? Sudah dilakukan pengecekan ulang belum sama kondisi keuangan di rumah? Uhuhuhuu ku beluuuum dan baru tersadar setelah Rabu (8/8/2018) lalu ikutan lagi kelas literasi keuangan bareng Prita Ghozie dan Visa Indonesia pada acara Ibu Berbagi Bijak di Gedung Nyi Ageng Serang, Kuningan, Jakarta.

Emang, ya jadi makemak selain mikirin kesehatan keluarga, urusan perekonomian juga jangan sampai lupa. Buat keuangan, mamanya Riyadh selama ini cuman praktik yang mendekati teori keuangan aja soal presentasi pembagian arus kas. Buat pengecekan berkala alias financial check up emang belum. Hwehehe. Baiklah, karena diingatkan sama Mbak Prita, yuk kita cek keuangan keluarga sambil ku-review apa yang disampaikan Mbak Prita saat kelas tersebut.

PS: its gonna be long long stories. Boleh sambil makan rengginang kok bacanya biar nggak berasa :D

Rahasia Sukses Keuangan di Bisnis dan Rumah Tangga

Sudah Sehatkah Keuangan Kita (Seri Financial Check Up)

Jadi, ya Mams yang namanya financial check up itu merupakan satu dari ikhtiar kita untuk mencapai kondisi keuangan yang ideal. Selain financial check up ada apa lagi? Ada mengelola arus kas dan merencakan keuangan.

Kutahu sih kesempurnaan dan keidealan hanya milik Sang Kuasa. Cuman, ya ma berusaha itu tetep perlu. At least mendekati ideal-lah. Allah juga tahu seberapa keras usaha kita untuk menjaga kewarasan rumah tangga, ye kan? *jadiceramah*

Semangatnya buibu Dharmawanita Pusat Pemerintahan Provinsi Jakarta saat mengikuti lokakarya 1 #IbuBerbagiBijak bersama Visa Indonesia, Prita Ghozie, dan Jenahara Nasution. (dok. ZAPFinance)

Coba cek sudah sehat belum keuangan kita? Perhatikan ciri-cirinya, ya!
Punya utang nggak? Alhamdulillah saya NO! Rumah memang masih mengontrak, kartu kredit  nggak punya. Ya udah terima aja. Hidup lebih tenang kalau tak berhutang kalau buat kami.

Eits, yang punya hutang jangan berkecil hati dulu. It’s okay. Kata Prita Ghozie, BOLEH kok berutang ASAL utangnya termasuk UTANG PRODUKTIF. Pastikan juga, besaran pinjamannya maksimal 30% dari pemasukan.

Tingkat keparahan berutang itu, kata Prita, bila sudah sampai beli cabai aja ngutang alias pakai kartu kredit. Jangan, ya Ma! Mentang-mentang boleh utang asal produktif, beli cabe buat konsumsi harian aja ngutang. Jangan pernah berutang untuk menutupi biaya hidup karena akan berulang di bulan berikutnya!

Boleh punya utang ASAL utangnya produktif, bukan konsumtif! Pastikan pula jumlah maksimal cicilan mencapai 30% dari pemasukan.

Apakah biaya hidup lebih kecil dari pemasukan? Wahahaha ini dia. Ku nyerempet dikitttt sama pemasukan. Duh! Padahal ilmu keuangannya, biaya hidup MAKSIMAL 50% dari pendapatan. Berarti saya belum paham nih sama prioritas keuangan. Kudu cek lagi di mana keseringan jebolnya :(*notabene kayaknya di makan sih ini karena sering jajan bareng bocah*

Punya dana darurat? Alhamdulillah ada walau nggak sesuai dengan rasio teori keuangan. Hehehe. Kata Prita, buat singlelillah alias jomblowers, besaran dana darurat minimal 3x pengeluaran rutin. Bagi yang telah menikah dan punya anak, dana darurat yang harus dimiliki minimal 12x pengeluaran bulanan. Mwahaahah 4x lipatnya yaa, maaa! Duh, punyaku sekarang berapa kali lipat biaya rutin nih?

Yang terpenting lagi, dana darurat harus dalam bentuk kas atau real duit. Boleh dalam bentuk logam mulia, tapi yang penting bersifat likuid atau mudah cair (uangnya). Dana darurat bukan dalam bentuk tanah. Itu maah investasi.

Punya tabungan? Alhamdulillah ada. Tabungan untuk rencana, yaa pegangan aja. Selain tabungan juga ada investasi untuk masa depan yang jangka penyimpanannya long long time a head.

Itu dia item dalam melakukan pengecekan keuangan. Jadi gimana, sudah berapa item yang terpenuhi dari keempat item di atas?  Sudah sehat keuangannya? *tetiba nge-down*

Sudah sehatkah keuanganmu? Coba didaftar bersadar kriteria dari Prita Ghozie ini :D


Mengelola Arus Kas

Baiklah, jangan galau kalau hasil financial check up-nya nggak bagus amat. Mari perbaiki dengan mengelola arus kas. Bicara ideal, ada enam pos pemisahan dana yang harus Mama lakukan begitu menerima uang. Apa aja? Ada 5% untuk donasi kemanusiaan (zakat, sedekah, infak), 10% dana darurat dan asuransi, 30% biaya hidup, 30% cicilan pinjaman, 15% investasi, 10% gaya hidup.

Hwehehe ku tambah jiper ini dengan proporsi arus kas. Tapi, tenang ma kemarin dibesarkan lagi sama Mbak Prita. “Tidak harus begini. Yaa yang penting semua ada bagiannya”, katanya. Artinya, sing penting lima komponen itu kita punyalaah. Jangan sampai nggak sama sekali.

Kalau sudah ketahuan arus kas, barulah kita bisa merencanakan keuangan sesuai dengan mimpi-mimpi kita. Contohnya saya nih bermimpi punya rumah tinggal, pergi haji, kuliah anak, liburan keluarga, punya usaha yang bisa menunjang passive income di kemudian hari.

Bagaimana cara mewujudkannya? Sebagai perempuan yang sudah menikah, kita bisa bekerja secara aktif (di perusahaan), menjadi investor, atau menjadi womenpreneur untuk mewujudkan mimpi-mimpi kita.

Jadi gimana hasil financial check up-nya, Mams? Sudah bisa belum untuk penuhi mimpi-mimpi mama? (dok. ZAPFinance)

Menjadi Womenpreneur

Siapa di antara para mama yang mau punya usaha? Kalau saya sih mau banget, apalagi usaha di bidang perdagangan. Karena menurut hadits Rasulullah (walau sifatnya lemah), sembilan dari sepuluh pintu rejeki berasal dari berdagang. Cuman ya cumaaann selalu ada pertanyaan klise, DAGANG (USAHA) APA? Hayoloooooh bingung ku dibuatnya!

Mau usaha apa?
Untuk menemukan jawaban tersebut, mari jawab pertanyaan dari Prita Ghozie
Apa hobi atau kesukaan kamu? Misalnya, saya tertarik dengan dunia kepenulisan (blogging) dan fesyen muslim (walau sekarang lebih sering bebelian baju. Hahahaa)

Apakah ada pasar untuk hasil dari hobi? Dari blogging maaah jangan ditanya, ya kan? Kalau mau diturutin banyak banget acara blogger yang bisa diikutsertakan setiap harinya. Pasarnya lagi naik untuk web content creator. Pun begitu dengan bisnis fesyen muslim yang lagi berkembang dengan tema hijrahnya.

Apakah jam kerja yang disukai? Jadi gini. Rerata pemikiran orang, dengan menjadi pengusaha, kita bebas mengatur waktu. Plis Ma, jangan berpikiran mau usaha untuk mengisi waktu luang. Padahal, semakin maju usaha yang kita miliki kelak, bisa saja waktu yang mengatur kita. Artinya, bisa saja waktu yang biasanya untuk berkumpul sama anak dan keluarga jadi berkurang untuk mengembangkan bisnis. Ye kan?

Oleh karena itu, penting bagi calon pengusaha untuk menentukan jam kerja. Contohnya saya, yang memang membatasi keluar rumah maksimal dua kali dalam seminggu untuk ikut acara gathering blogger. Kalau mau jadi reseller pakaian muslim mungkin bisa dengan menentukan pukul 8-17 (Senin-Jumat) sebagai waktu kerja. Di luar itu slow response

Banyak orang sering bingung saat kepingin berbisnis, tapi bisnis apa yang cocok untuknya. Tiga pertanyaan ini semoga bisa membantu Mama yang ingin berbisnis, ya!


Tidak Tahu Untung/Rugi
Nah ini, karena masih dalam tahap memulai usaha, jandi masih meraba juga kan ya potensi usahanya, apakah untung atau rugi. Untung yaa alhamdulillah banget, kalau rugi, yaa dicek kali ya salahnya dimana.

Untuk meminimalisir ketidakktahuan untung atau ruginya, mama harus pisahkan keuangan pribadi dan usaha. Bikin lagi deh aku tabungan yang khusus untuk usaha saja. Selain itu, mama juga harus punya catatan arus kas. Sama aja nih Ma sama belanja bulanan di rumah. Kita harus catat belanja-belanji usaha dalam sebulan.Trus pas itung untung/rugi, pisahkan juga antara modal investasi dan biaya. Biaya-biaya inilah yang dihitung dalam aktiva debet-kredit.

Contohnya saya kalau punya toko offline baju, etalase, manekin, hanger itu tidak masuk dalam hitungan biaya, tetapi masuk ke modal investasi. Yang masuk dalam biaya pengeluaran rutin dalam usaha saya seperti gaji pegawai, biaya listrik, air, sewa toko, belanja dan penjualan baju. Nanti ketawan deh neracanya gimana, untung atau rugi.

Pertimbangan lain yang perlu dipikirin saat memulai usaha apalagi kalau bukan urusan MODAL.  Dari mana modal saya berbisnis? Apakah full pribadi, pinjaman, atau join dengan orang lain. Kalau nonpribadi yaa perhatikan syarat dan ketentuan supaya jalannya ke depan juga enak. Sampai di sini, apakah mama sudah mantap untuk mulai berbisnis di bidang apa? Hohohoo..

Gimana sih cara sukses mengatur keuangan di rumah dan bisnis? PISAHKAN, ma keuangan rumah dan bisnis. Nanti dari sana Mama bisa deh mengatur arus kas sesuai porsi dan bagiannya. (dok. ZAPFinance)


Tips Sukses Keuangan Berbisnis dan Rumah Tangga

Jika mama sudah menjalankan usaha, perhatikan nih tips mengelola kas usaha.

  1. Pisahkan antara keuangan rumah tangga dan usaha
    Ya donk supaya ketahuan untung rugi dari usaha yang mama jalankan. Jangan mama terus-terusan nyetok barang (apalagi pakai uang suami atau bahkan tabungan rumah tangga) tanpa ada barang keluar. Lah, di mana keuntungannya nanti?  Nggak terlihat juga modal dan biaya usahanya nanti.
  2. Omzet usaha dikurangi biaya adalah keuntungan.
  3. Keuntungan usaha menjadi dana kas masuk bagi keuangan rumah tangga.
    Menambah kas masuk bagi keuangan rumah tangga memang menjadi tujuan berusaha bukan? Jangan lupa, Ma keuntungan-keuntungan ini diperoleh dari poin kedua. Artinya, dari omzet tersebut mama sudah mengurangi biaya-biaya rutin usaha, termasuk gaji mama sendiri dan dana darurat usaha.

Walau usaha yang dijalankan adalah usaha mama sendiri, mama harus bisa menentukan besaran rupiah yang harus mama terima setiap bulannya (gaji). Untuk apa? Apabila Mama harus memindahtangankan usaha ke tangan orang lain, misal buka toko cabang, mama bisa menggaji orang kepercayaan untuk mengurus toko cabang tersebut. Dana darurat juga harus tetap dimiliki dalam berbisnis untuk meng-cover pengeluaran tak terduga akibat kerugian bisnis.

Supaya makin sukses, ikutin ya lima tips mengelola keuangan pebisnis dari Prita Ghozie:

  1. punya rencana pengeluaran,
  2. NO utang konsumtif,
  3. Tabungan dan investasi,
  4. Dana darurat,
  5. Asuransi dan Kesehatan jiwa

Mau sukses keuangan di bisnis dan rumah tangga? Ikutin nih lima cara dari Prita Ghozie! (1) punya rencana pengeluaran, (2) tidak ada utang konsumtif, (3) tabungan dan investasi, (4) dana darurat, (5) asuransi dan kesehatan jiwa. (dok. ZAPFinance)


Jenahara dan Bisnis Modest Fesyennya


Para mama milenial mungkin sudah tahu siapa Jenahara. Jenahara adalah anak dari Ida Royani (artis dan fashion designer) yang juga berprofesi sebagai seorang fashion designer. Meski memiliki mama seorang public figure, Jehan begitu panggilan akrabnya, tidak mengandalkan nama besar sang mama untuk mulai berbisnis. Semua dimulai dari nol *macem isi bensin aja ya :p*

Pasca lulus sekolah desain (tahun 2004), Jehan tak lantas terjun menelurkan brand pakaian hasil desainnya. Jehan menunggu momen yang pas. Menurut Jehan, ia memang sudah kepikiran untuk memiliki sebuah brand pakaian berhijab. Akan tetapi, pada saat itu trend berhijab belum booming. Sedikit sekali wanita Indonesia yang berani mengenakan hijab, apalagi wanita pekerja.

Akhirnya, Jehan kembali disibukkan dengan kegiatan rumah tangga (mengurus anak dan suami) sambil membangun hubungan (networking). Di tahun 2010, ibu tiga anak ini membuat perkumpulan muslimah berhijab yang diberi nama Hijaber Community. Sejak saat itu, trend berhijab pun mulai bermunculan di kalangan anak muda.

Menikah bukanlah penghalang bagi seorang perempuan untuk berbisnis. Hal itu telah dibuktikan Jenahara (perancang busana muslim). Berbekal ilmu desain dan izin suami, karirnya di bidang fesyen kian meroket. (dok. Jenahara Nasution)


Tahun 2011, Jenahara mantap meluncurkan merk lini pakaiannya yang diberi nama Jenahara dengan mengusung konsep modest fashion (pakaian yang sopan, tidak mengkhususkan pada pemakai hijab). *sesuai nih Ma sama teori dari Prita Ghozie tentang “adakah pasar yang dituju dari usaha?” Kalau ada, langsung action!* Tujuh tahun berjalan, karir Jehan semakin cemerlang di lini fesyen muslim.

Cerita Jehan, kunci utama dari kesuksesannya saat ini adalah izin suami. “Dari awal aku berbisnis, suami aku udah tahu maunya gimana dan dia mengizikan. Ini semua di sini udah ibu-ibu kan ya? Yaa walaupun belum punya anak. Artinya udah menikah. Yaa kalau udah menikah, izin suami itu penting banget ”, tutur perempuan yang mengaku doyan bercerita.

Dalam mengatur keuangan berbisnis, jujur Jehan tidaklah terlalu mengerti. Jehan memang bukan orang yang membidangi keuangan di lini usahanya. Jehan memiliki tanggung jawab sebagai former designer. Meski demikian, untuk melihat perkembangan bisnisnya, sedari awal Jehan melakukan pemisahan rekening antara bisnis dengan pengeluaran rutin rumah tangga.

Tidaklah mudah menjalani bisnis hingga seperti saat ini. Jenahara tentu sudah mengalami proses jatuh bangunnya yang kita (sebagai orang luar) tidak mengetahuinya. Koleksi Jehan pernah tidak dibayarkan oleh sang penyewa (atau reseller?). Kalau sudah begini, Jehan pakai dana darurat untuk menutupi cost kerugian yang ada.

“Boror-boro mikirin untung. Tutupi saja cost kerugian yang ada. Selanjutnya, jadikan catatan saja. Jangan pernah berurusan lagi dengan mereka”, cerita isteri dari chef Indonesia yang terkenal, Ari Galih.

Jenahara Nasution (kiri) sedang bercerita suka duka bisnis yang ia jalani selama hampir tujuh tahun. (dok. The Urban Mama)

Dalam hidup, Jehan senang sekali memiliki tujuan-tujuan. Ini dilakukan supaya dia lebih termotivasi. Sama halnya dengan berbisnis, Jehan memiliki target harian, mingguan, bulanan agar bisnisnya berkembang. Jehan pun sangat menikmati setiap prosesnya yang membuat ia lebih menghargai hidup. Ada rasa bangga dari target yang telah ditetapkan dan dicapainya.

“Kalau punya bisnis itu harus punya target juga nih supaya semua target harian target bulanan (tercapai) yang bisa kita jadikan acuan penyemangat saat menjalani bisnis”, lanjut Jehan. Setiap bisnis butuh proses, maka harus menjalaninya. "Tidak ada bisnis yang langsung booming", tutup Jehan mengakhir cerita.

Hhhm, kalau punya usaha dan  udah ketahuan celahnya emang enak, ya Ma. Tinggal ikutin alur yang bawa keuntungan dan keberkahan aja. Mulainya ini yang gamang. Ahahaha. Etapi nggak perlu gamang lah. Kan udah dikasih jalan menemukan jawaban dalam tantangan memulai usaha. Tingga action aja! Semoga bermanfaat ya sharinganku dari Prita Ghozie dan Jenahara ini!

Mbak Novi sepertinya udah siap nih memulai bisnisnya. Liat aja tuh mukanya serius mencatat :p (dok. Ibu Berbagi Bijak)


Tentang #IbuBerbagiBijak

#IbuBerbagiBijak merupakan sebuah program dari PT Visa Worldwide Indonesia yang bertujuan meningkatkan literasi keuangan para perempuan Indonesia. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Visa Indonesia selama tiga tahun, literasi keuangan Indonesia  meningkat dari 21,8% (tahun 2013) menjadi 29,6% (tahun 2016).

Akan tetapi bila dispesifikasikan berdasarkan gender, literasi keuangan perempuan Indonesia (25.5%) lebih rendah ketimbang laki-laki (33,2%). Padahal tahu sendiri kan, perempuan menjadi menteri keuangan di rerata keuangan keluarga Indonesia.

Rendahnya literasi keuangan di kalangan perempuan Indonesia membuat PT Visa Worldwide Indonesia kembali melaksanakan kampanye literasi keuangan #IbuBerbagiBijak. Di tahun keduanya ini #IbuBerbagiBijak akan fokus pada edukasi pengelolaan keuangan bagi ibu rumah tangga. Adaapun narasumbernya selain financial educator juga menghadirkan influencer/womenpreneur yang akan sharing pengalaman seputar kelola keuangan di rumah juga bisnis. (dok. The Urban Mama)

Program #IbuBerbagiBijak sudah berjalan sejak tahun 2017. Di tahun pertamanya, Visa Indonesia melakukan pemberdayaan, baik secara online maupun offline perihal literasi keuangan kepada perempuan Indonesia. Untuk kegiatan offline, Visa mengadakan tiga kali lokakarya (financial check up, financial budgeting and saving, dan grow your wealth) dimana Prita Ghozie berperan sebagai financial educator.

Di ranah online, Visa Indonesia melakukan aktivasi akun Instagram (@IbuBerbagiBijak), kompetisi foto dan video, kompetisi menulis blog yang tentunya berbicara tentang wawasan dan pengetahuan mengelola keuangan.

Akun Instagram @IbuBerbagiBijak. Kamu sudah follow belum? Yuk, follow untuk dapatkan tips seputar keuangan!

Dari hasil evaluasi tahun 2017, Visa Indonesia sukses menjangkau 200 ribu perempuan Indonesia. Untuk meluaskan jangkauan sasaran, di tahun 2018 Visa Indonesia kembali mengadakan lokakarya #IbuBerbagiBijak. Bedanya apa? Visa Indonesia mendorong para perempuan Indonesia agar mampu menghasilkan penghasilan tambahan, selain tetap mampu mengelola keuangan keluarga dengan baik.

That’s why di lokakarya pertama #IbuBerbagiBijak bulan Agustus 2018, selain melibatkan blogger yang notabene ibu rumah tangga dan pekerja lepas (freelance), Visa Indonesia juga melibatkan komunitas atau organisasi perempuan yang berpengaruh (dalam bulan ini Perhimpunan Dharma Wanita Provinsi DKI Jakarta) sebagai sasaran dan paritisipan. Para partisipan ini kelak dibimbing oleh financial educator kenamaan (Prita Ghozie) dan influencer/womenpreneur yang akan membagikan tips dan kisah sukses mereka dalam berkarir dan mengatur keuangan.

Dua narasumber Lokakarya 1 Ibu Berbagi Bijak, Jenahara Nasution (perancang busana muslim kenamaan Indonesia) dan Prita Ghozie (financial educator), yang diselenggarakan oleh PT Visa Worldwide Indonesia, Rabu (8/8/2018) di Gedung Nyi Ageng Serang, Kuningan, Jakarta, dalam rangka meningkatkan literasi keuangan perempuan Indonesia. (dok. Ibu Berbagi Bijak)

Ahhh seru banget deh ikutan lokakaryanya. Alhadmulillah ku jadi bagian dari mereka. Kalau bulan ini Visa Indonesia sudah mengikutsertakan Jenahara Nasution sebagai womenpreneur di bidang fesyen, bulan depan influencer/womenpreneur siapa lagi ya yang akan diundang mereka? Kupenasaran! Tungguin update ilmunya di blog aku, ya!

Wassalaam.

Wefie antara partisipan, narasumber, dan penyelenggara sebelum kelas 1 lokakarya Ibu Berbagi Bijak dimulai. (dok. Ibu Berbagi Bijak)



1 komentar

  1. Setuju banget soal hutang tuh. Saya juga mulai membiasakan diri untuk hidup bebas hitung. Lebih baik hidup seadanya tapi nyaman, daripada penuh gengsi tapi deg2an karna dikejer para penagih hutang. :D

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkomentar dengan sopan :)