“Journey to The World Class”, Kisah Sukses Perjalanan 30 Tahun Shafira

Assalaamu’alaikum..

Hai, Mama. Dua perayaan lebaran sudah lewat. Jadi udah nambah berapa baju muslim tahun ini? Hihihii.. *burur-buru cek lemari* Ngomongin fesyen, terutama pakaian wanita emang tidak ada habisnya. Cepet banget tuh keluaran model terbarunya, macem handphone wae. Pun begitu dengan fesyen muslim.

Di Indonesia sendiri kira-kira tahun 2010 fesyen muslim mulai berkembang. Berbagai merk pun hadir mewarnai. Cumaaaan jauh sebelum itu, ada satu merk nih yang bisa dikatakan sebagai pelopor kehadiran fesyen muslim di Indonesia. Ada yang bisa tebak nama merk nya? Yup, dialah Shafira!

Para mama pasti tahu donk Shafira? Kalau mama pergi ke mall, pastilah ada merk tersebut di dereta baju-baju muslim wanita dewasa. Tulisanku kali ini akan membahas kisah sukses Shafira dalam menghadirkan busana muslim modern berkualitas dari Indonesia untuk dunia selama perjalanannya yang hampir 30 tahun. Wohooow, seumuran sama akuuuu! Kasih standing applause dulu, doonk buat Shafira!

“Journey to The World Class”, Kisah Sukses Perjalanan 30 Tahun Shafira


Shafira, The First Leading Moslem Fashion

Dalam menghadirkan sebuah produk di pasaran, para produsen biasanya mengadakan riset pasar terlebih dahulu. Untuk apa? Yaa supaya tahu, apakah produknya dibutuhkan oleh target pasar atau tidak. Syukur-syukur bisa mendulang omset dan keuntungan yang besar sebagai bonusnya.

Berbicara tentang fesyen muslim, semestinya Indonesia menjadi tempat yang cocok. Secara populasi Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbanyak di dunia. Akan tetapi pada praktiknya, sekitar tahun 90-an sempat muncul trust issues tentang penggunaan jilbab di beberapa sektor lapangan pekerjaan.

Inilah yang melatarbelakangi berdirinya Shafira. Feny Mustafa, pendiri Shafira, merasa prihatin terhadap kondisi kaum muslimah Indonesia yang tidak diberi keleluasan mengenakan jilbab. Ia berpikir, bagaimana memunculkan model pakaian muslim sehingga tidak dianggap kuno dan bisa menonjol di masanya kala itu.

Seli Maulani (kiri), tim marketing dan komunikasi Shafira yang hadir pada acara Blogger Gathering with Shafira, Kamis (23/8/2018) di Twin House, Cipte, Jakarta.

“Idenya Bu Fenny ini cemerlang untuk mendirikan Shafira. Orang-orang belum aware dengan busana muslim di zamannya (tahun 1989), tapi ia punya misi untuk meningkatkan penampilan muslim Indonesia supaya enak dilihat dan lebih percaya diri”, tutur Seli Maulani, tim Marcom Shafira Corporation saat menjadi narasumber di acara Blogger Gathering with Shafira, Kamis (23/8/2018) di Twin House, Cipte, Jakarta. Hhhm, tampaknya slogan “Shafira, The First Leading Moslem Fashion” bener banget adanya, nih Mam!

Dengan modal kepercayaan, Fenny Mustafa meminjam modal dari para saudara juga sahabatnya untuk membangun brand sebuah busana muslim modern di tahun 1989. Meski target market sangat sedikit kala itu, Fenny mendapat response positif atas pendirian Shafira.

Siapa sangka, berkat keyakinan dan keuletan Fenny, di tahun 2019 nanti Shafira akan menjejaki usianya yang ke-30. Kini para wanita dewasa juga ibu muda banyak terlihat mengenakan busana Shafira, mulai dari mama pejabat seperti Atalia Praratya Kamil (isteri Gubenur Jawa Barat, Ridwan Kamil) hingga mama muda berbakat seperti Alyssa Soebandono.

Alyssa Soebandono mengenakan Shafira Encyclo, salah satu koleksi Shafira yang diperuntukkan muslimah muda dan dinamis. (dok. TribunNews) 


Menyesuaikan perkembangan bisnis di pasar online, Shafira kini memiliki sister brand yang diberi nama Zoya. Berbeda halnya dengan Shafira, kata Seli, Zoya lebih kepada produk jilbab dengan beragam motif dan warna yang turut didukung dengan rangkaian produk kosmetik dan perawatan kulitnya.

Uniqueness, Kunci Sukses Shafira

Apa yang menjadi kunci sukses Shafira hingga bisa bertahan hingga 30 tahun atau lebih? Bukan hal mudah bagi Fenny untuk bisa tetap berdiri di tengah semakin maraknya merk busana muslim modern Indonesia. Dari berbagai talkshow tentang success story sebuah bisnis maupun karir yang saya ikuti, uniqueness adalah kunci sukses agar sebuah karya bisa terkenal dan dikenang. Uniquness juga merupakan identitas bagi sebuah karya.

Pun begitu halnya dengan Shafira. Sedari awal Shafira mencipta konsep premium brand pada setiap koleksinya. Premium biasanya diterjemahkan sebagai suatu barang yang memiliki bahan berkualitas tinggi, tingkat kesulitan desain yang cukup rumit atau paling tidak harus hand made, quality control product yang sempurna, serta jumlah koleksi yang terbatas. Selain dari sisi premium materi dan proses pengerjaan, yang terpenting lagi setiap koleksi Shafira mewakili unsur kebudayaan Indonesia.

Salah satu ciri khas style Shafira adalah pemakaian blazer beserta inner-nya, seperti koleksi busana nonformal ini. Mengambil warna natural, perpaduan blazer serta inner yang dikombinasikan dengan rok tutu sangat cocok digunakan untuk para muslimah yang berjiwa muda untuk acara formal maupun nonformal. 

Itulah Shafira! Seli menjelaskan, tidak jarang Shafira mengimpor bahan-bahan busana yang menjadi koleksi pakaiannya. China salah satu negara pengimpor. Ini dilakukan bila Shafira tidak menemukan bahan yang cocok di dalam negeri untuk diterjemahkan ke dalam koleksi busananya. Bahkan, unsur kristal swarovski yang tertera pada jilbab dan busana Shafira adalah produk asli yang langsung didatangkan dari Austria. Kebayang 'kan berapa harga satu butir kristal swarovski? :D

“Kami memang berpartner dengan beberapa perusahaan terkait detail yang ada pada koleksi busana. Contohnya swarovski yang kami datangkan langsung dari Austria. Kami sudah menjalin kerja sama dengan salah satu perusahaannya di sana”, terang Seli.

Selain soal bahan, tak jarang pula detail koleksi busana Shafira dikerjakan dengan tangan alias manual alias hand made. Sebagai contoh pemasangan kristal swarovski pada hijab segi empat. Shafira mengeluarkan hijab edisi terbatas dengan menyertakan printing nama di bagian belakang bawah hijab menggunakan kristal swarovski.

Jilbab segi empat edisi terbatas dari Shafira. Kalau jilbab segi empat ada swarovskinya maah udah biasa, ya. Yang luar biasa itu kalau jilbabnya ada signing nama yang memakainya. Pasti nggak akan sama satu sama lain. Produknya hanya ada di Shafira.

Print di sini bukan berarti dicetak dengan mesin. Penjahit Shafira menyusun dengan rinci setiap kristal swarovski sehingga membentuk sebuah nama sesuai dengan pesanan. Pemasangannya harus rapi. Kalau ada yang tidak simetris, ya diulang lagi. *Alamaaakk! Ku  membayangkan mata ini siwer memasang kristal swarovski dengan sempurna!*

Pada baju, kalau memang dibutuhkan handmade, yaa Shafira lakukan dengan handmade. Contohnya seperti koleksi Silungkang yang dirilis pada Couture Fashion Week 2015 di New York. Busana yang dibandrol dengan harga Rp 33,5 juta ini memiliki tingkat kerumitan yang tinggi. Koleksi Silungkang adalah sebuah karya busana dari Fenny Mustafa hasil perpaduan songket Silungkang dari Sawahlunto, Sumatera Barat dan taburan kristal swarovski dari Austria.

Salah satu koleksi Shafira yang bernama Silungkang. Gaun yang dibandrol dengan harga Rp 33,5 juta ini menggunakan songket Silungkang dari Sawahlunto (Sumatera Barat) yang dipadupadankan dengan kristal swarovski. Adapun kristalnya ditempel secara manual oleh tangan sehingga kualitas produk pun terjamin sempurna.


Kristal swarovskinya diapain? Yaa ditaro satu-satu di bagian badan dan leher blazer yang berbahan songket silungkang. Songket Silungkang dengan detail Swarovski diaplikasikan menjadi dress, tunik, palazzo, short jacket, dan long jacket warna hitam dan silver untuk mengikuti selera warga Amerika agar mudah diterima. Meski demikian, tetap tidak melupakan nusansa keindonesiannya.

Ciri lain dari keunikan produk Shafira adalah jumlah yang terbatas. Tidak banyak memang item yang dirilis Shafira untuk satu model busana ready to wear, hanya 200 item. Jumlah ini tersebar di 24 cabang butik Shafira seluruh Indonesia. Yaa malu juga lah ya kalau pergi ke suatu tempat, eeeh pakaiannya samaan gegara produknya banyak. Duh, mending ku pulaaang!

Melihat lebih dekat kristal swarovski (bagian kerah blazer) yang berada di koleksi Silngkang Shafira. On model si mama Dwina Yusuf yang sempat mencoba mengenakan koleksi Silungkang.

Di kalangan masyarakat Indonesia, sering kali produk Shafira dikatakan sebagai busana yang mahal. Hal itu diakui oleh Seli. Akan tetapi, jika kita membayangkan proses mencipta dari sebuah produk Shafira, rasanya terbayar dengan hasilnya, ya! Itulah uniqueness. Ide orisinil itu nggak ada yang sama, makannya unik, worth the price seperti produk Shafira.

Dari pembahasan Seli, kalau aku rangkum nih, Mam soal uniqueness Shafira.
Setiap desain yang dikeluarkan Shafira harus sempurna. Bahan yang dipakai asli, desain ekslusif (cuman 200 pieces aja setiap model), hand made untuk item tertentu. Kalau ada benang kusut dikit, langsung masuk reject! Wuiiihh emang perfecto! Hasil rijeknya cuman gegara benang jahitan kusut walau sedikit.
“Journey to The World Class”, Kisah Sukses Perjalanan 30 Tahun Shafira

Berkenaan dengan 30 tahun perjalanan Shafira, rencananya Shafira akan melakukan selebrasi pada bulan Maret 2019 mendatang yang bertajuk “Journey to The World Class. Sebelum mencapai acara puncaknya, Shafira mengadakan berbagai macam acara pendukung, baik di dunia online maupun offline.

Salah satu rangkaian offline dari selebrasi tersebut di antaranya pelaksanaan Blogger Gathering with Shafira yang saya ikuti bersama teman-teman dari Komunitas Indonesia Social Bloggerpreneur, Kamis (23/8/2018) lalu di Twin House, Cipte, Jakarta.

Foto bersama para undangan dan narasumber pada acara Blogger Gathering with Shafira.

Pada saat itu, undangan (blogger) diajak mengenal lebih dekat tentang Shafira dan perjalanannya selama hampir 30 tahun di industri busana muslim modern. Selain pemaparan tentang Shafira dari tim marcom yang diwakili Seli, kami pun diajak dan diberi tips memadupadankan busana Shafira agar terlihat stylish bersama tim desainer Shafira. Ada tiga model busana yang ditampilkan: evening party (diambil dari koleksi Silungkang), kantoran (diambil dari koleksi Ngabaraga), dan casual.

Tiga koleksi Shafira (busana kantor-kiri yang diambil dari koleksi Ngabaraga, casual-tengah, dan evening party-kanan yang diambil dari koleksi Silungkang) yang sempat diperlihatkan kepada para undangan. (dok. Twitter @suci_risa)
Menambah inspirasi, acara blogger gathering ini juga diisi dengan cerita hijrah dari seorang selebgram Nadiah Fatimah dan wokshop singkat fotografi dari Bowie (pembina fotografi UKM di Jogja, Solo, dan Semarang).

Sementara itu dunia online, akun Instagram Shafira baru saja menutup kompetisi untuk para desainer grafis Indonesia. Shafira mengadakan kompetisi mencipta logo Shafira 30 tahun. Hadiahnya jangan ditanya, wow banget! Ada voucher belanja dari Shafira senilai Rp 500 ribu untuk pemenang favorit mingguan. Ada pula pemenang utama yang akan dimumkan Shafira di kemudian hari.

Berbagai ajang perhelatan mode, baik nasional maupun internasional telah diikuti Shafira. Semuanya mengandung decak kagum bagi sesiapa yang pernah menyaksikan secara langsung mahakarya Fenny Mustafa. Sebut saja Couture Fashion Week di New York (2015), Sparkling Couture Dubai di Dubai (2017), dan Indonesia Fashion Week (2016, 2017, 2018. Semua koleksi Shafira yang mengangkat ikon lokal Indonesia dinilai sangat sempurna.

Di tangan dingin Fenny Mustafa, songket Silungkang dari Sawahlunto (Sumatera Barat) disulap menjadi sebuah gaun evening party yang mewah bertabur swarovski dari Austria. Karyanya mengundang decak kagum bagi para penikmat show-nya di Couture Fashion Week 2015, New York. (dok. Liputan6)

Kita doakan ya Mam supaya Fenny Mustafa bersama Shafira-nya kian hitz di dunia internasional. Ku suka semangatnya nih untuk meningkatkan imej kelas pakaian muslim, nggak hanya di Indonesia tapi juga dari Indonesia untuk dunia, seperti tema selebrasi 30 tahun perjalanan Shafira, “Journey to The World Class”.

Nanti ku cerita lagi kalau diundang ke acara selebrasi 30 tahun perjalanan Shafira, ya! *ngarep
Wassalaam :)

Inilah unsur keindonesiaan lainnya dari mahakarya Shafira by Fenny Mustafa. Fenny mengemas motif batik parang yang memiliki histori kuat sebagai busana kerajaan dan bunga anggrek yang iconic dari Indonesia ke dalam detail busananya. Dipadukan dengan warna nude sebagai warna dasar pakaian dan kristal swarovski membuat gaun ini memang terlihat seperti gaun para bangsawan. Karyanya ini dipamerkan dalam Pameran Sparkling Couture Dubai di Jumeirah Mina A Salam Hotel, Dubai (2017).  (dok. Shafira-dikolasi oleh Kumaran)

29 komentar

  1. Shafira sekarang tambah bagus ya mbak, kece-kece ini baju-bajunya. Jadi kalau mau ada acara formal dan semi formal gampang banget untuk padu padannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyaaahh kak chichieeee.. plus bajunya lucu dan elegan. Jadi nggak kaku gitu buat ibu-ibu banget :)

      Hapus
  2. wah lengkap banget ya koleksinya Shafira, dari yang ready to wear sampai yang cotour ala2 buat event resmi pun ada. Menarik!

    BalasHapus
  3. Percaya deh kalau Shafira mahal, waktu masih jai spg hijab di salah satu mall, ada ibu-ibu yang cari hijab menyesuaikan warnanya ditenant Zoya. Gak sengaja lihat label harganya, 2 juta mbaak. Bahannya emang bagus sih, modelnya kelihatan mewah :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wkwkwkw emang bener yak. Ada rupa, yaa ada harga untuk e-ve-ry single item. Yaa begitu puas pake beut lah

      Hapus
  4. Wah nggak nyangka sudah 30 tahun. Keren. Semoga makin berkembang dan tetap eksis

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, kita doakan ya bair long lasting.. Bagus kok ibu Fenny Mustafa visi misi mendirikan Shafira.

      Hapus
  5. Shafira sudah tidak di ragukan lagi kualitasnya. Bahkan sekarang pun modelnya bagus-bagus dan mengikuti perkembangan jaman yah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yoih kak. biar nggak old fashion. walau segmennya buibu, buibu masa kini nggak mau kalah sama yang muda. Hihihihi

      Hapus
  6. hebat.. udah 30 tahun... iya klo ke mall suka liat merk Shafira ini, bajunya memang bagus2

    BalasHapus
  7. nama brand Shafira itu dari mana ya? apa nama seseorang atau yang lainnya? aku pikir nama pemiliknya lho

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oiya ya.. inspirasinya datang dari mana Shafira itu. Nanti aku tanyain lagi yah buat asal muasal nama Shafira ini.

      Hapus
  8. Nama pendiri shafira mirip sama saya, hehe..
    Dan daku suka banget produk shafira ini karena beda dan memiliki ciri khas tersendiri

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai hai kak fennyyyy..
      semoga suatu saat bisa punya brand sendiri ya either itu di busana atau hal lainnya :*

      Hapus
  9. Wah udah 30 tahun ya Shafira. Produk ya identik dengan warna-warna kalem ya. Semoga ready to wear ya makin dinamis ya dengan pilihan model dan warna yang beragam.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kak. Untuk ready to wear-nya dinamis. Bisa cek di situsnya Shafira :)

      Hapus
  10. Suka sama blazer yanga da swaroskinya cantik dan elegant. Design bajunya Shafira sekarang oke-oke ya cocok buat pesta gitu.

    BalasHapus
  11. personalisasi lewat nama dari swaroski itu kece banget!

    BalasHapus
  12. masyaAllah.. bagus-bagus banget yaaa rancangan Shafira.. kualitasnya gak perlu diragukan deh

    BalasHapus
  13. Mantab! Semoga pengawalan dr Shafira ini bisa membawa kesuksesan untuk indonesia mejadi role model fashion busan muslim/ah Di kancah dunia ya. Aamin.

    BalasHapus
  14. sukaaa sama model2nya Shafira, bisa dipake tua muda deh rasanya. Smoga makin sukses yaa...

    BalasHapus
  15. salut sama shafira, bisa eksis selama 3o tahun tapi gak heran yah qc-nya tetap terjaga sampai sekarang dan design baju2nya pun makin kece jadi makin banyak yang suka

    BalasHapus
  16. Brand Safira sudah tidak asing identik dengan kualitas

    BalasHapus
  17. 33juta? Uwooowww. Ya wajar sih ya. La wong kristalnya di tempel manual satu persatu ya.

    BalasHapus
  18. Shafira udah lama juga ya 30 tahun...aku punya baju dan hijabnya emang enak dipakai bahannya adem.

    BalasHapus
  19. Mba Nadiah ini insfiratif banget ya. Baru nikah, kena Lupus dan alhamdulillah pulih ya

    BalasHapus
  20. Suka banget sama model baju shafira nih. Belum pernah nyoba hijabnya.

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkomentar dengan sopan :)