seiring dengan perkembangan teknologi komputer, internet, dan fotografi itu sendiri. Beragam jenis
kamera digunakan, mulai dari kamera dari smartphone, kamera saku hingga kamera super canggih
DSLR. Untuk jenis kamera digital yang terakhir tersebut, kini menjadi trend karena berbagai fitur dan kelebihan yang dimilikinya. Harga dari kamera DSLR pun tak main-main karena ada yang menjualnya hingga ratusan juta rupiah. Sebenarnya bagaimana cara kerja dari kamera mahal tersebut? Berikut ulasannya untuk
Anda.
Ilustrasi kamera digital DSLR (dok. BukaLapak) |
DSLR merupakan kependekan dari Digital Single Lens Refleks. Jenis kamera ini menggunakan cermin sebagai penghubung cahaya yang ditangkap lensa ke viewfinder tempat mata user mengamati
objeknya. Kamera DSLR sendiri merupakan penyempurnaan secara digital dari kamera twin lens
yang saat ini sudah tak diproduksi lagi karena perubahan teknologi. Untuk memudahkan Anda dalam
membayangkan bagian dalam dari kamera DSLR, berikut ini adalah bagian-bagian yang terdapat di
dalamnya:
- Lensa.
- Cermin pantul atau reflex mirror.
- Shutter.
- Sensor.
- Layar focusing.
- Lensa condenser.
- Pentaprisma.
- Fiewfinder.
Cara kerja dari kamera digital ini cukup rumit meski terjadi dalam waktu yang sangat singkat. Untuk mempelajarinya, ada baiknya proses kerja dibagi menjadi beberapa bagian, dimulai saat mata user mengintip objek dari fiewfinder. Saat mengintip melalui fewfinder, seorang user mencari titik pengambilan gambar yang tepat untuk mengabadikan sebuah moment. Apa yang dilihat di fiewfinder itulah yang nantinya akan dicetak oleh lensa. Cahaya yang masuk dari lensa diteruskan ke cermin pantul lalu ke penta prisma dan kemudian ke fiewfinder sehingga user bisa melihat dari sana.
Saat user memutuskan untuk mengambil gambar, maka tombol shutter harus ditekan. Saat itulah
shutter membuka sehingga cahaya masuk ke sensor digital. Selama shutter membuka itulah sensor
akan merekam gambar dan cahaya yang diteruskan hingga saat shutter tertutup dan kembali pada
posisi normal. Setelah posisi normal kembali, shutter tertutup dan cahaya diteruskan ke fiewfinder
kembali.
Proses perekaman memori saat shutter membuka tadi berlangsung di prosesor dimana prosesor
kemudian menuliskan gambar yang direkam oleh sensor digital ke memory kamera. Gambar akan
tersimpan secara digital dengan file format foto yang biasa ada seperti .jpg atau .jpeg. Jumlah
perekaman akan sangat tergantung pada ukuran gambar yang dihasilkan serta kapasitas
penyimpanan yang ada dalam kamera. Biasanya user menyisipkan memory card eksternal untuk
menambah kapasitas penyimpanan kamera. Semakin detail gambar maka kebutuhan space-nya juga
semakin besar karena ukuran gambar juga lebih banyak.
Meski dijabarkan dengan cukup rumit, tetapi proses tersebut di atas hanya berlangsung selama
sepersekian detik. Semakin canggih kamera maka waktu yang ia perlukan untuk merekam suatu
gambar sangatlah pendek dengan hasil gambar yang lebih jernih, rapat dan maksimal. Kini kamera
digital jenis DSLR merajai penggunaan kamera untuk area komersil. Kamera jenis ini kini merajai
pasaran kamera baik di toko kamera maupun situs belanja online.
Meski begitu, bukan hanya kamera canggih saja yang diperlukan untuk menghasilkan sebuah gambar yang memuaskan. Tangan dan keahlian user juga diperlukan karena user yang memiliki kemampuan lebih dan kreatiflah yang bisa mengolah setting kamera DSLR menjadi hasil pemotretan yang maksimal dan lebih menarik dari pada penggunaan oleh orang biasa.
Kameranya bikin mupeng. :D
BalasHapusMau dog kameranya. :D Lumayan, buat foto2. Hehehe
BalasHapusSaya setuju, kamera mahal ga menjamin hasil kualitas dan gambar bgs jika user tdk memiliki skill dan teknik yg tepat.
BalasHapusSayangnya DSLR saat ini bnyk digunakan hanya utk sekedar gengsi lifestyle
Blm bener2 profesional
gaya hidup yahhhh juara memang.
Hapusyang penting gaya dulu, bisa nggak nya belakangan lah :p
Akhir2 ini udah lama ga pake dslr lg kalo mau motret. Klise sih alasannya, rempong dibawa :p.. Makanya lg mikir mau ngejual dslrku aja, drpd mubazir jarang dipake.
BalasHapushahahaa ini sama kayak abangku.
Hapussmartphone sekarang udah kayak DSLR yahh. Mending smartphone yang handy :p
balik ke kebutuhan dan manfaatnya aja si, mbak. Pun kalau dijual, uang hasil jualannya juga harus produktif. Jangan malah nggak jelas ke mana habisnya. Ini ssih aku banget. ahahaha