Datsun, Iritnya Sya Ampuuun!

Sejak diumumkannya kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi, secara otomatis hal itu berdampak kepada bertambahnya pengeluaran bahan bakar untuk kendaraan. Artinya, bertambah juga pengeluaran dapur rumah tangga.

Naiknya sih sedikit, Rp 2.000. Namun, kalau dilipatgandakan, yaa banyak. Untuk mobil, seseorang tidak mungkin membeli 1-2 liter saja. Bisa minimal 10 liter sekali isi. Dengan pengeluaran Rp 100.000 (untuk mobil mini saya), saya biasa mengisi 15,38 liter. Akibat kenaikan BBM, suplai BBM ke mobil pun berkurang menjadi 11,76 liter.

Anda yang berniat membeli kendaraan pribadi, jangan takut dengan kenaikan harga BBM ini. Di pasar sudah banyak merk mobil yang mengusung irit bahan bakar atau ecodriving. Di antara berbagai merk mobil itu, saya sarankan Anda untuk memiliki Datsun. Mengapa?

Berbagai varian serta warna pada Datsun Go dan Datsun Go+ Panca (dok. Kompasiana)

Irit Bahan Bakar
Ini faktor paling penting saat memilih kendaraan masa kini. Mari bantu para ibu rumah tangga menekan pengeluaran dengan memilih kendaraan hemat bahan bakar :)

Minggu (21/12) lalu, saya bersama 20 kompasianer lainnya melakukan uji kemudi (test drive) terhadap enam mobil Datsun (tiga mobil tipe Datsun Go dan tiga mobil Dataun Go+ Panca) melalui tiga etape.

Etape pertama, Palmerah - Taman Budaya Sentul (via Tol Jagorawi). Kedua, Taman Budaya Sentul - Hotel Santika TMII. Ketiga, Hotel Santika TMII - Palmerah (nontol, via Jl. TB Simatupang - Jl. RA Kartini - Patal Senayan).

Tidak hanya sekadar uji kemudi, pada kesempatan yang sama, para peserta diadu kemahirannya mengemudi dalam tema "Hemat Berkendara". Datsun katanya mobil yang ramah BBM alias irit, tapi seberapa ramahkah, itulah guna test drive ini.

Datsun Go+ Panca tampak samping. (dok. Kompasiana)
Dari hasil uji tersebut diperoleh hasil akhir. Pencapaian tertinggi untuk Datsun Go adalah19,8 kpl (kilometer per liter) dan ... kpl untuk Datsun Go+ Panca.

Sementara itu, kelompok saya meraih posisi ketiga dengan pencapaian 15,3 kpl. Ya, dari keenam mobil yang ada, mobil kelompok saya meraih angka paling kecil. Bukan karena boros BBM, melainkan tersesat, bahkan hingga tiga kali pada etape pertama. Hwahahaa..

Pertama, saat keluar kantor Kompas Gramedia. Harusnya peserta langsung putar balik, lalu naik fly over Slipi. Namun, kelompok kami mengambil jalur ke fly over Senayan menuju Tol Gatot Subroto. Sepanjang perjalanan itu, kami kena macet di sepanjang Jalan Tentara Pelajar. Alhasil, kami putuskan putar balik di Jalan Patal Senayan.

Kedua, kelompok kami nyasar ke Pondok Gede. Karena terlalu asyik dengan tarikan Datsun Go+ Panca yang stabil, kami bablas menuju Tol Cikampek. Seharusnya kami mengambil jalur kiri, arah Tol Jagorawi. Namun, mobil kami berada di sebelah kanan pada saat persimpangan. Lalu, kami putuskan keluar di Gerbang Tol Pondok Gede. Kena macet lagi di Kalimalang.. Huhuhuu :( Ketiga, tersesat saat mencari lokasi Taman Budaya Sentul.

Meski demikian, jika diambil rata-rata, pencapaian angka 15,3 kpl masih terbilang irit untuk mobil yang dikendarai di daerah perkotaan nan macet, seperti Jakarta.

Hasil akhir dari "test drive" kelompok kami mencapai 15,3 kilometer per liter. Masih tergolong mobil hemat BBM, bukan? :) (dok. pribadi)
Angka tersebut juga terbilang stabil dibandingkan mobil Datsun yang dikendarai teman-teman kami. Penurunan angkanya ada yang begitu drastis pada saat dikendarai di jalanan nontol. Datsun Go+ Panca yang kami kendarai sempat mencapai angka tertinggi di titik 17,6 kpl pada etape kedua. Namun, saat di etape ketiga, angkanya kembali turun. Hal ini mengingat kondisi riil jalanan di Jakarta yang macet.

Pun begitu pada saat kami tiba di lokasi etape terakhir, kantor Kompas Gramedia, penunjuk kapasitas bensin, hanya turun satu bar saja! Irit banget bukan?

Adapun trik-trik berkedara hemat (khusus Datsun) antara lain:

  1. Mainkan rpm (maksimal 2000 rpm)
    Semakin rendah rpm, semakin ringan mesin bekerja untuk menjalankan roda kendaraan.
  2. Selalu gunakan persneling 1 begitu mobil pertama kali melaju pasca berhenti
    Tindakan ini akan membuat mesin seirama bekerja dengan laju kendaraan. Jika Anda memasukkan persneling 2 saat hendak melaju, kerja mesin akan lebih berat untuk menggerakkan roda. Otomatis pembakaran akan lebih banyak.
  3. Kemudikan kendaraan dengan laju stabil
    Biar lambat asal selamat. Biar lambat juga yang penting irit. Eits lambat di sini juga bukan berarti berkendara seperti siput. Yang penting menjaga laju kendaraan agar tetap stabil, sehingga mesin kendaraan tidak bekerja terlalu  berat yang berakibat boros pembakaran (BBM). 
  4. Hindari rem mendadak
    Rem mendadak memaksa mesin bekerja lebih keras secara tiba-tiba. Jika hendak mengerem, injak rem sedikit-sedikit 500 meter sebelum berhenti. 
  5. Sedikit muatan
    Semakin banyak muatan, semakin berat kerja mobil untuk membawa beban di dalam mobil. Pada akhirnya, mobil semakin banyak butuh energi untuk melaju. Pun begitu sebaliknya.
  6. Jam terbang
    Biar bagaimana pun perpaduan faktor teknis dan man power berpengaruh. Semakin sering mengendarai, semakin tahu celah memgendarai mobil agar irit. Meski demikian, ilmu juga penting, dong!
Datsun Go+ Panca, si kecil yang lincah, gesit, nan irit. (dok Kompasiana)

Daya Tampung Penumpang Banyak
Tidak hanya sekadar irit, daya tampung penumpang Datsun Go+ Panca juga banyak, lho! Ini yang paling membedakan antara Datsun Go dan Datsun Go+ Panca. Jika Datsun Go hanya mampu menampung lima orang dalam satu mobil, Datsun Go+ Panca mampu menampung hingga tujuh orang (5+2).

Oh ya, kursi paling belakang Datsun Go+ Panca ini hanya cukup untuk anak kecil (penumpang dengan tinggi badan kurang dari 150 sentimeter). Orang dewasa bisa sih duduk dengan risiko kaki ditekuk.

Berkat body yang tidak kaku seperti kompetitornya, Datsun Go+ Panca bisa mengangkut keluarga (5+2) Anda sekali jalan.

Datsun Go+ Panca adalah mobil mini berkapasitas 5+2. Lima orang dewasa dan dua orang untuk penumpang dengan tinggi badan kurang dari 150 sentimeter. (dok. Pribadi)

Body Slim, tetapi tetap bisa selonjoran
Meski muatannya banyak, tetapi body Datsun Go+ Panca tetap slim alias lansing. Hanya beda di kursi baris ketiga saja antara Datsun Go dan Datsun Go+ Panca. Dudukan kursi baris pertama sama, antara penumpang dan pengemudi tidak ada jeda.

Untuk wanita dengan tinggi 168 sentimeter seperti saya, kursi baris kedua juga tidak sempit. Tetap ada ruang bagi kaki saya untuk sedikit merenggangkan kaki. Sementara kursi baris ketiga lebih cocok untuk anak kecil, ketimbang orang dewasa.

Body slim gini untung banget buat pengemudi. Kalau putar balik, bisa sekali muter. Nggak usah pusing-pusing mikirin ban yang putarannya sedikit. Untuk jalan kecil? Yaa masih bisa selap-selip.

Meski muat 5+2 penumpang, body keseluruhan mobil ini masih langsiing, lho! Pengemudi dengan mudahnya bermanuver jika hendak putar balik. (dok. Datsun Indonesia)

Suspensi Lembut dan Stabil
Gara-gara nyasar ke Pondok Gede, teman saya sempat menghantam jalanan rusak. Saya jadi bisa merasakan deh suspensi Datsun. Ternyata dengan muatan 4 orang dewasa, Datsun Go+ Panca suspensinya stabil. Saat di jalanan rusak, tidak terasa sekali guncangannya.

Single Blower, tetapi Dalam Mobil Tetap Dingin
Yup, cuman ada satu AC di dalam mobil Datsun Go+ Panca. Hal yang sama juga pada Datsun Go. Meski demikian, AC-nya dingin dan terasa hingga ke kursi bagian belakang. Padahal volume AC cuman 1, lho. Waktu kami mengemudikan kendaraan juga saat cuaca panas.

Feature Tambahan
Selain mengandung fasilitas yang umum pada sebuah mobil, Datsun Go+ memiliki fasilitas tambahan, seperti mobile dock system (MDS) yang berfungsi sebagai alat penyangga smartphone pada dashboard. Selain itu, Datsun Go+ juga tersedia dua pilihan cara mendengarkan musik. Ada yang dilengkapi radio, ada pula yang hanya dilengkapi dengan sistem USB dan bluetooth untuk iPod. Inget, khusu iPod aja ya. Hihihiii..

(dok. Datsun Indonesia)
Warna
Ada lima tipe Datsun Go+ Panca, yaitu D, A, A optional, T, dan T optional dengan lima pilihan warna: cokelat keemasan, putih, silver, abu-abu, dan hitam.

Suara Ban terlalu Terdengar
Nah, yang ini saya tidak bisa jelaskan mengapa. Yang jelas, suara ban saat mobil melaju itu begitu terdengar di dalam mobil, seperti ngegerung (saya tidak tahu harus menamakan apa). Agak noise memang, tapi tidak parah.

Tidak ada Airbag dan CCTV saat Mobil Parkir Mundur
Mungkin ini bisa dibilang salah satu dari kekurangan Datsun. Meski tidak ada airbag dan CCTV saat mobil parkir mundur, Datsun Go+ Panca sudah memenuhi standar mobil yang aman untuk dikendarai. Datsun Go+ Panca sudah dilengkapi seat belt, immobilizer, central door locking, dan keyless entry with alarm sebagai standar keamanan kendaraan.

Murah, tapi Tidak Murahan
Berapa harga Datsun Go+ Panca? Saya rasa ini yang paling ditunggu. Harganya murah jika disandingkan dengan kemampuan dan fasilitas yang ada. Harga Datsun Go+ Panca di bawah Rp 100 juta. Jika dilihat dari spesifikasinya, Datsun Go+ Panca lebih cocok sebagai kendaraan dalam kota (city car), tetapi tidak masalah  juga jika dipergunakan untuk ke luar kota.

Tipe termurah dilepas dengan harga Rp 85 juta, sementara termahal (T option) dihargai Rp 102,9 juta (sumber). Harga tersebut adalah harga peluncuran. Hingga saat ini, Datsun belum mengeluarkan versi matic.

Bagaimana? Sudah siap membantu isteri mengurangi pengeluaran? Berkendara bersama datsun Go+ Panca bisa jadi salah satu solusinya. Datsun, irit BBM juga irit harganya! ;)




Tidak ada komentar

Terima kasih sudah berkomentar dengan sopan :)