Kegemaran Cinta Rahuma Amelz menuangkan ide-ide seputar fesyen rupanya membawa keasyikan tersendiri baginya pasca memutuskan berhenti bekerja di sebuah majalah remaja terkemuka. Bagi Tara, melalui blog, ia bisa menuangkan ide personalnya tanpa ada batasan.
Demikian disampaikan Tara Amelz saat mengisi salah satu sesi talkshow bertema “Bergaya ala Indonesia” di acara Kompasianival, Kamis (21/11/2013) sore, Fountain Atrium Grand Indonesia Shopping Town West Mall 3A.
“Pengaruh blog itu besar sekali untuk menginspirasi orang lain. Dulunya saya sempet kerja di majalah remaja sebagai wakil pimpinan redaksi. Lama-kelamaan kenapa aku nggak bikin media sendiri supaya aku bisa nyampein suaraku, ideku personal. Lewat ngeblog, aku pengen bisa menginspirasi orang-orang tentang fesyen,” kata Tara saat bercerita tentang awal mula menjadi seorang bloger fesyen.
Tara bercerita, dari ngeblog pula ia bisa mengikuti kompetisi fesyen yang dilaksanakan oleh salah satu brand asal Perancis. Tidak hanya itu, Tara juga berkesempatan menjadi “fashion stylish” salah satu penyanyi yang sedang naik daun di Indonesia, Raissa, di video klip untuk album terbarunya ini.
“Aku dari ngeblog, dapat job (pekerjaan) jadi stylish-nya Raissa. Aku pake desainer Indonesia, Windi Candra, untuk baju-bajunya Raissa. Waktu itu aku juga sempet ikutan styling competition dari salah satu perusahaan Perancis. Semuanya pake desainer dan bahan dari Indonesia,” tutur Tara sambil memperlihatkan rancangan fesyen dalam presentasinya.
Tara merasakan nikmatnya menjadi bloger fesyen. Di beberapa kesempatan, Tara kerap diundang oleh berbagai macam majalah fashion atau merk pakaian ternama untuk sebuah peluncuran produk maupun butik fesyen. Dari hasil reportasenya itu, ia tuangkan kembali ke dalam blognya. Di blognya juga yang beralamat di cintarahumaamelz.com, Tara tidak hanya membincang seputar fesyen, tapi juga seputar kuliner dan gaya hidup.
Berbicara tentang perkembangan dunia fesyen di Indonesia, Tara tidak menampik jika semakin ke sini keterlibatan pemerintah Indonesia terhadap industri fesyen kian besar. Salah satu acara yang sukses digarap bersama pemerintah adalah terselenggaranya Jakarta Fashion Week, awal November 2013 lalu.
Namun demikian, di balik keterlibatan besar pemerintah, Tara juga mengharapkan adanya perubahan bentuk promosi yang dilakukan pemerintah terkait perkembangan dunia mode Indonesia. Menurut Tara, menggunakan anak muda sebagai ikon bisa menjadi salah satu jalan keluarnya sebab ide-ide yang berasal dari anak mudamerupakan ide yang segar.
Sementara itu, untuk meningkatkan kepedulian masyarakat dalam dan luar negeri terhadap produk lokal, Tara menyarankan agar produsen lebih kreatif dalam merancang ide.
“Kalau kita pengen Indonesia lebih diakui dari brand-brand (merk-merk) fesyen luar negeri, kita harus selalu kasih ide yang fresh (segar). Jadi walaupun angkat batik, jangan cuman angkat batik yang pake kebaya. Musti dikasih sesuatu yang fresh, ada “twist”-nya,” beber Tara.
Tidak ada komentar
Terima kasih sudah berkomentar dengan sopan :)