Sembilan Destinasi di Bali dalam Liburan Keluarga Lima Hari Empat Malam

Heyhoooo.. Long time no post :D
Maapkeun saya yang sudah lama tidak update blog ini. "Kehidupan baru" saya yang telah menginjak sebulan lebih sedikit turut mengubah waktu istirahat saya. Ehh, saya belum cerita yah bagaimana pesta hari yang dinanti-nanti saya seumur hidup aka. pernikahan. Hihhii kapan-kapan saya akan cerita, ya kalau foto-fotonya sudah kumplit plit plittt.
Sekarang saya akan cerita tentang (katanya) honeymoon saya.


Well, sebenarnya bukan honeymon juga sih. Honeymoon macem apa yang perginya berdelapan orang? Hahahah.. Iya iya. Jadi after wedding ceremony, we were taking a trip to Pulau Dewata. We? Siapa aja? Yak, dua abang saya, tiga keponakan, dan satu kakak ipar saya. Sisanya tentu ada saya dan suami *ciyeeehh manggilnya udah suami *halah *nggak penting. Okay, ini lebih tepatnya dibilang piknik keluarga, ya. Not honeymoon :P

Behind The Story 

Beranjak dari Bandar Udara Soekarno Hatta, Cengkareng, Jakarta, Sabtu (13/4/2013), selama lima hari empat malam, kami akan menghabiskan waktu di Bali. Menggunakan pesawat Air Asia, sekitar pukul 13.35, kami terbang menuju Bandar Udara Ngurah Rai, Denpasar.

Ahamdulillah perjalanan lancar jaya aman sentosa. Namun sayangnya, begitu ingin mendarat di Ngurah Rai, sang pramugari memberitahukan bahwa ada kecelakaan di Ngurah Rai, sehingga pendaratan dialihkan ke Lombok. Bandar Udara Ngurah Rai ditutup hingga batas waktu yang tidak ditentukan! Voilaaa, dalam dua puluh menit, seluruh penumpang Air Asia kala itu tiba di Lombok International Airport (LIA).

Saya langsung menyalakan BlackBerry dan mencari jawaban di Twitter, what happend aye non in Ngurah Rai? Sebelumnya, abang saya memberi tahu kalau pesawat Lion Air nyemplung ke laut. Oh yeaahh.. Lion Air lagi. Hal ini diperkuat dengan retweet teman saya. Lalu, status BBM mulai bermunculan tentang jatuhnya pesawat Lion Air ke tepi laut di kawasan Bandar Udara Ngurah Rai, termasuk foto ngeledek si ultramen saat menyerang pesawat Lion Air. Kejam nian yang bikin sotosop itu -___-"

Hampir sekitar 30 menit kami berada di dalam pesawat yang ternyata hanya parkir di Lombok International Airport. Yaa lumayanlah, jadi tahu bagaimana LIA itu meski tidak masuk ke dalamnya. Hehehe.. Setelah 30 menit penantian tak pasti, akhirnya pesawat Air Asia diberangkatkan kembali ke Ngurah Rai, Bali. Pendaratan yang mulanya dilakukan dengan mulus oleh si pilot, menjadi berasa banget gesekan antara roda pesawat dengan aspal. Alhamdulillah kami tiba dengan selamat di Bali pukul 18.40 WITA. Welcome to Baliiiii :)

Ke Mana Aja di Bali Lima Hari Empat Malam?

Sampai di Ngurah Rai, sambil menunggu kakak ipar dan anaknya yang berangkat di penerbangan selanjutnya, kami makan malam dahulu di Solaria sekaligus janjian dengan pemilik rental mobil.

Oiya, berhubung kami berdelapan, tentu tidak muat kalau kami harus menyewa jasa supir. Jadi, kami putuskan untuk menyewa mobilnya saja dengan biaya sewa Rp 150.000 per hari. Berdasarkan hasil pencarian di mesin Google, harga ini sudah termasuk yang paling murah. Tertarik? Kunjungi di sini, ya. Sementara itu, pengemudi mobil cukup abang saya saja selama berada di Bali. Peta perjalanan? Gunakan GPS dan mulut alias tanya-tanya ke penduduk setempat kalau kurang yakin.

Masih berdasar situs tersebut, kami juga telah menyewa rumah warga yang dijadikan rumah sewa bagi para turis yang menginap di Bali. Letaknya cukup strategis. Tengah-tengahlah kalau mau ke selatan, utara, barat, timur Bali, tepatnya daerah Pemogan. Dengan harga Rp 850.000 per malam, rumah tersebut memiliki tiga kamar tidur yang dilengkapi AC (dua kamar tidur bertempat tidur double, satu kamar tidur bertempat tidur single), dua kamar mandi, televisi, meja makan, kipas angin, kompor gas, peralatan makan, dan tentunya garasi untuk parkir mobil.

Setibanya di Bali, malam itu kami habiskan untuk beristirahat untuk pulihkan tenaga. Minggu (14/4) pagi kami sekeluarga akan berkeliling Baliiii ^.^

Day 1: Pulau Serangan, GWK, Pantai Uluwatu, Pantai Jimbaran

So, here we go. This is our first day in Bali. Kami akan mengunjungi sisi selatan Bali: Pulau Serangan, Garuda Wisnu Kencana (GWK), Pantai Uluwatu, dan Pantai Jimbaran.

Pukul 09.00 WIB kami beranjak dari rumah singgah menuju Pulau Serangan. Berhubung kami pergi bersama para keponakan yang masih krucil, kami ingin memberikan edukasi sambil bermain tentang penyu dan kura-kura. Pulau Serangan hanya menyediakan tempat konservasi penyu dan kura-kura. Jumlahnya pun tidak banyak. Anda yang ingin eksplorasi lebih jauh tentang penyu dan kura-kura sebagai obyek wisata, saya sarankan untuk pergi ke Tanjung Benoa.

Masuk ke tempat konservasi ini tidak dipungut biaya alias GRATIS. Anda hanya dipungut biaya seikhlasnya di sana. Itu pun untuk perawatan penyu dan kura-kura, juga biaya parkir sebesar Rp 2.000 (untuk mobil) begitu Anda memasuki semi gerbang kawasan Pulau Serangan. Tempat konservasi sendiri buka dari pukul 08.00-17.00 WITA.

Tidak berlama-lama di Pulau Serangan, lalu kami beranjak ke GWK.
Siapa yang tidak kenal dengan objek wisata yang satu ini? Garuda Wisnu Kencana atau biasa disingkat GWK merupakan sebuah area yang dahulunya merupakan tambang batu kapur yang ditinggalkan. Entah bagaimana dibuatnya, tebing-tebing ini dirubah menjadi beberapa bagian hingga menghasilkan sebuah wilayah yang sangat cantik tapi panas, hehehee. Iya, beneran. Kalau nggak suka panas, jangan ke GWK, lho.

Ngadem di bawah patung kepala garuda

GWK buka setiap hari dari pukul 8.00 hingga 22.00 WITA. Harga tiket masuk (HTM): anak-anak (Rp 30.000), dewasa (Rp 40.00), turis asing (Rp 80.000), mobil (Rp 10.000), motor (Rp 5.000), tinggi badan di bawah 110 cm tidak dihitung alias GRATIS!

Nah, di sini saya dan suami emang udah niat mau buat post wedding. Hihihiii jadi bajunya sengaja diseragam-seragamin deh.. xoxoxo

Meski panas di siang bolong, mata sipit karena silau, kami tetap berusaha senyuuuum di foto :)
Yang patut Anda lihat saat berkunjung ke sini adalah tiga buah patung raksasa yang rencananya terdiri dari patung garuda, wisnu, dan kencana. Namun, karena proses pembuatannya yang lama, hingga saat ini yang ada hanyalah kepala garuda dan sebadan Dewa Wisnu. Sementara kencananya masih belum dibuat. Anda bisa bayangkan betapa gedenya nanti patung itu.

Selain mlihat segede-gedenya patung, di sana Anda juga bisa menyaksikan tarian tradisional Bali secara gratis di jam-jam tertentu di Amphitheater atau tempat-tempat lainnya yang disediakan. Sewaktu saya berkunjung ke sana, jam pertunjukkannya ada di pukul 11.00, 14.00, 18.00 WITA. Lalu, ad ajuga toko suvenir.

Oya, perlu digarisbawahi di sini adalah sediakan uang receh (Rp 5.000 atau Rp 10.000). Jika Anda ingin foto bareng penari-penari tersebut, sambil berpose mereka akan bilang (kurang lebih) begini, "Minta seiklasnya aja yaa. Nanti uangnya dikasih langsung habis foto, nggak usah nunggu di belakang." Gooosshh.. jujur saya sakit hati, lho pas mereka semeptin bilang begitu. Jadi, saya sengaja cari yang gratis buat diajak foto. Sebelumnya, saya melihat turis lain menyisipkan uang ke penari pria berbadan besar. Saya pun meghindarinya dan memilih berfoto dengan penari cewek berkelompok ini. Nggak taunya seperti itu cara mereka "meminta" upah dari para turis.

Yess, sembari tersenyum para penari itu "mengingatkan" kami akan biaya foto bersama yang dibayar langsung setelah foto

Setelah puas berfoto-foto dan tidak kuat berpanas-panas ria di Garuda Wisnu Kencana, Anda bisa mencari makan di luar GWK. Waktu itu kami makan di restoran padang. Heheh, di Bali memang agak susah mencari restoran halal untuk muslim. Oleh karena itu, cara amanya adalah kita cari restoran Padang saja yang mengarah ke Pnatai Uluwatu karena selanjutnya perjalanan akan kami lanjutkan ke sana.

Yup, setelah perut kenyang dan melaksanakan ibadah sholat, kami melanjutkan perjalanan ke Pantai Uluwatu. Sebenarnya dalam perjalanan ke arah Uluwatu, ada berbagai macam pantai yang bisa Anda kunjungi: Dreamland, Pantai Suluban, dan Pantai Padang Padang. Namun, kami berfokus ke sini. Kami ingin tahu bagaimana sih panorama di pantai yang menjadi surganya para surfer dunia.

Jika diurutkan dari ketiga pantai tersebut, Pantai Uluwatu letaknya paling akhir. Anda tinggal mengikuti saja papan penunjuk jalan, dijamin tidak akan tersesat. Satu yang perlu Anda catat adalah, Anda harus menuruni puluhan anak tangga untuk mencapai Pantai Uluwatu. Jadi begitu kita parkirkan kendaraan kita, kita akan dikenakan biaya parkir sebesar Rp 5.000. Lalu mulailah anak tangga mengiringi langkah Anda hingga mencapai bibir Pantai Uluwatu.

Uluwatu, pantai selatan Bali yang terkenal dengan karang dan tempat berselancar yang asyik

Tidak terlalu jauh memang anak tangganya. Dibutuhkan waktu sekitar 10-15 menit untuk sampai ke sana. Mendekati bibir pantai, akan banyak penjual suvenir termasuk pakaian pantai dan kamar mandi berbayar tempat Anda membilas tubuh sehabs bermain di pantai.

Panta Uluwatu terkenal dengan karangnya. Di sini jangan harap Anda bisa menemukan pantai luas seperti di Kuta. Bibir pantai ini kecil. Karang-karang tinggi nan kokoh adalah pemandangan utama begitu Anda sampai. Kalau dari pasirnya, pantai ini tidak terlalu bagus. Pasirnya berwarna krem dan tidak sehalus di Pantai Kuta. Namun begitu, ombak besar di pantai ini membuat turis amat senang berselancar dan berjemur. Hihihii banyak wanita bule memakai two pieces di sini sambil berjemur.

Oh ya, kalau anak Anda senang menangkap ikan kecil-kecil, nah di sini juga tempatnya. Berjalan sedikit ke balik karang, Anda kan temui banyak ikan-ikan dan kepiting kecil berenang di sekitar karang. Keponakan saya seneng banget main ke sini karena sibuk menangkap ikan.

Cukup lama kami bermain di sini hingga menjelang matahari mau terbenam. Jika Anda masih banyak waktu, di Uluwatu juga ada kafenya, lho. Namun, saya tidak ke sana dan nggak tahu juga jalannya. Yang jelas dari tangga menuju Pantai Uluwatu, di seberang sana terlihat sebuah resto yang begitu ramai dengan bule-bule ddipadu dengan suara musik ala diskotik yang sangat keras dan memiliki pemandangan ke arah laut lepas. Manjakan diri sambil menikmati teh atau kopi di sana mungkin patut dicoba.

Alternatif lainnya, dari Uluwatu, Anda bisa nikmati panorama matahari terbenam di Pantai Jimbaran sambil menunggu makan malam. Yup, itulah rencana kami. Namun, karena keasyikan bermain di Pantai Uluwatu, akhirnya kami sampai di Pantai Jimbaran pada malam hari.

Pantai Jimbaran ini ibarat Muara Karang kalau di Jakarta. Di pinggir pantai terdapat berbagai macam restoran yang menyajikan beraneka ragam makanan laut di desa adat Jimbaran. Semua view-nya mengandalkan pesona Pantai Jimbaran. Jika kebagian tempat, Anda bisa menikmati makan malam di pinggir Pantai Jimbaran ditemani dengan lilin-lilin. Tinggal datang saja, tak perlu reservasi. Pantainya sendiri kalau malam, gelap dan tidak terlihat. Angin sepoi-sepoi dan desiran ombak yang menderu menemani malam Anda di pinggir Pantai Jimbaran. Di Jimbaran juga ada hotel-hotel internasional, seperti Hotel Intercontinental dan Four Season.

Day 2: Bali Bird Park, Pasar Sukawati, dan Pantai Kuta

Yess.. balik lagi dan masih di Bali. Kali ini tujuan awal kita adalah Bali Bird Park. Lagi-lagi atas dasar pertimbangan membawa krucils, kami mengunjungi tempat ini. Bali Bird Park terletak di Desa Singapadu, Kecamatan Suakwati, Kabupaten Gianyar, Bali. Agak sedikit terkecoh begitu sampai di sana. Karena di gerbang utamanya bertuliskan pusat reptil Bali. Well, rupanya Bali Bird Park dan Pusat Reptil di Bali ini satu tempat. Jadi saat Anda membeli karcis di Bali Bird Park itu sudah sekalian dengan membeli tiket Pusat Reptil di Bali.

Harga tiketnya lumayan mahal dan langsung dikonversi dari harga dolar pada saat itu. Pada saat saya berkunjung HTM untuk dewasa (23.50 USD setara Rp Rp 82.500) dan anak-anak (11.75 USD setara Rp 42.000).  Tidak hanya melihat burung, di sana juga Anda bisa berfoto ria bersama burung-burung macau yang cantik sekali warnanya. Burung rangkong yang hitam legam juga bisa diajak foto bersama.

Sedangkan untuk kawasan reptilnya, Anda akan melihat berbagai jenis ular, dari yang kecil hingga ang besar sekali. Lalu, ada iguana yang bisa diajak foto. Ada pula buaya.

Puas bermain di Bali Bird Park, lalu kami beralih ke Pasar Sukawati. Pasar Suakwati ini sangat terkenal jika Anda ingin membeli oleh-oleh dari Bali. Sayangnya, model barang yang dijual di pasar ini tidak up to date. Entah saya salah tempat atau bagaimana, saya kurang paham juga. Ada tiga area pasar Sukawati: Psar Seni Sukawati I, II, III. Saya mendatangi pasar yang utamanya.

Belanja di sini harus pinter nawar. Katanya, menawar barang di sini harus 60 persen dari harga yang ditawarkan. Seperti yang saya sudah bilang sebelumnya, jenis barang yang ditawarkan kurang up to date. Saya melihat oleh-oleh yang dibelikan abang saya di tahun 1999, masih terpampang banyak di sana. Meski demikian, kami cukup memborong banyak barang di sini karena takutnya tidak kekejar waktunya jika harus besok-besok.

Habis pusing-pusing belanja dan tawar sana-sini, kami balik lagi ke pantai. Sorenya kami mengunjungi Pantai Kuta. Jarak yang cukup jauh antara Pasar Suakwati dengan Pantai Kuta membuat kami terlambat datang untuk menikmati matahari terbenam. Yap, kawasan Kuta memang selalu ramai pengunjung. Rahasianya kalau tidak dapat parkir di pinggiran jalan Pantai Kuta adalah parkirkan kendaraan Anda di pusat-pusat perbelanjaan sekitar Kuta. Rada mahal sih memang bayar parkirnya karena  dipatok perjam, tapi itulah yang kami lakukan. Kami memarikirkan di Mal Beachwalk, Kuta sekaligus makan malam di sana.

Berhubung sudah hampir malam, kami tidak banyak menikmati panorama di Pantai Kuta. Pasir halus memang ciri khas Pantai Kuta. Yup, beda banget pasirnya dengan yang di Pantai Uluwatu. Begitu diinjak, pasir di sini langsung nyesss karena saking halusnya. Kami juga sempat menyewa tempat tidur di pinggir pantai. Harganya Rp 50.000 sekali sewa.

Nah, kamar bilas juga tetap ada yang buka meski waktu menunjukkan pukul 19.00 WITA. Letaknya ada di ujung Mal Beachwalk. Harga mandi dan bilas badan Rp 5.000, kalau buang air besar atau kecil Rp 3.000.

Day 3: Danau Beratan dan Tanah Lot

Bosan dengan udara panas-panas di Bali, datanglah ke Danau Beratan. Di sana terdapat pura yang berada di tengah danau. Puara Ulun Danu namanya. Udaranya sangat sejuk karena berada di kawasan Bedugul, Kabupaten Tabanan, Bali. Di sana juga terdapat toko suvenir. Bisa dibilang, barang-barangnya serupa dengan yang ad adi Pasar Sukawati.

Setelah itu, kai santap siang di sana. Oiya, di sekitar Danau Beratan banyak restoran muslim, lho. Kami waktu itu mkan di Restoran Ayam Taliwang. Jadi, sembari menunggu makanan datang, kami bisa numpang sholat sebelum lanjut ke destinasi wisata selanjutnya.

Kenyang setelah isi perut, destinasi selanjutnya adalah Tanah Lot. Rada jauh memang dari Danau Beratan. Mengandalkan GPS, kami diajak melewati desa-desa yang ada di Bali. Agak aneh memang penunjuk jalan di GPS ini. Namun, ujung-ujungnya nyampe juga, hehehe.

Tanah Lot juga salah satu daerah wisata di Bali yang terkenal dengan puranya. Bedanya, pura di Tanah Lot ini berada di atas bongkahan batu yang hampir berada di tengah laut. Anda bisa mendatangi pura tersebut dengan menyeberangi laut. Ada petugas pura yang akan mendampingi Anda untuk menyeberang. Tentu tidak gratis. Kami sendiri tidah berniat untuk menyeberang ke sana. Namun, krucils sangat ingin melihat (katanya) penampakkan ular suci.

Di sepanjang jalan menuju Tanah Lot, kanan kiri ada beragam toko suvenir. Menurut saya, toko suvenir di sini lebih berwarna ketimbang di Pasar Sukawati. Yup, modelnya lebih baru dan harganya juga sama saja kok. Jadi, boleh dicoba jika Anda inign berbelanja di sini, termasuk oleh-oleh makanan.

Itulah sembilan destinasi kami selama mengunjungi Bali lima hari empat malam. Yup, hari efektifrnya adalah tiga hari karena dua hari lebih kepada dipersiapkan untuk istirahat sehabis mendarat. Satu lagi dipersiapkan untuk packing karena siap-siap kembali ke Jakarta.

Kalau dibilang puas, yaa belum karena pantai yang dekat-dekat seperti Pantau Sanur dan Patau Nusa Dua yang terbilang dekat dengan tempat kami menginap tidak kami hampiri. Well, mudahan-mudahan suatu saat bisa balik lagi, khusus jelajah pantai di Bali :)








Tidak ada komentar

Terima kasih sudah berkomentar dengan sopan :)