Me with Urbanesia, Kompasianer, dan Pemilik Taco Express |
Si Restoran Mungil dengan Ciri Khas Mexico
Tidak terlalu sulit mencari restorannya. Dekat dengan Habibie Centre, ke jalan yang mengarah ke TPU Jeruk Purut, Anda akan menemukan plang "Taco Express". Bagian depan resto ini, ada semacam terpal bertuliskan "Mexican Street Food" dan beberapa meter untuk parkir motor. Begitu sampai di lokasi, saya langsung masuk ke dalam melalui pintu berwara hijaunya. Di dalam, tampak kompasianer (sebutan untuk blogger Kompasiana) udnangan sudah hadir ditemani teman-teman dari urbanesia dan juga sang pemiliki kedai, Joko Waluyo. Acara pun sudah berjalan selama beberapa menit.
Dilihat dari segi dekorasi, restoran mungil ini terlihat nyentrik karena memainkan warna-warni yang ceria khas Mexico. Ada dua wallpaper yang mendominasi sisi ruangan restoran ini. Pertama, ikon orang Mexico bertubuh gendut sedang menggunakan topi Sombrero dan baju warna merah. Kedua, pemandangan kota yang dipenuhi rumah-rumah penduduk. Lainnya, lukisan-lukisan yang diperoleh pemilik dari internet. Ada juga yang dipesan khusus kepada temannya senilai Rp 1,5 juta.
"Dekorasi ini saya pesan dari seorang teman dengan budget hanya satu setengah juta rupiah," tambah Jokowa sembari menjelaskan lukisan yang tertera dalam dekorasi kedainya.
Pria khas Mexico dengan topi Sombreronya (dok. Rizki Darmawan) |
Seperti namanya, Mexican Street Food, restoran ini tidak memiliki ruang yang sangat besar. Restoran ini tidak terlalu banyak menampung orang, juga tidak menyediakan televisi, apalagi wifi. Restoran ini didesain khusus buat Anda yang memang ingin konsen dengan makan makanan Mexico denga harga yang masih terjangkau dan cita rasa yang memuaskan.
Kapasitas konsumen mencapai kurang lebih 20 orang. Disediakan meja dan kursi dari kayu. Bentuk kursinya seperti kita makan di warteg. Kursi panjang, tak bersandar. Namun, ada pula bagian seperti meja bar yang menghadap ke jalanan.
Nachos, Burito, Taco, dan O o o Lainnya..
Begitu adzan maghrib berkumandang, kami langsung di-service habis-habisan oleh sang empunya. Kami Disediakan tiga menu utama mereka: buritos, tacos, dan quesadillas. Sayangnya, saya hanya mencoba buritos dan tacos.
Burito Makanan ini bentuknya seperti kebab. Dibuat dari lapisan tortila, roti gandum. Di dalamnya bisa berisi daging/sayuran/ayam, nasi, salada, tomat, dan kacang merah.
Taco Hampir sama halnya dengan buroto, taco berisi daging/sayuran/ayam, salada, tomat, keju. Oiya, yang membedakan tacos dengan lainnya adalah, kesemua isi di dalamnya dibalut dalam lapisan tortila yang terbuat dari jagung. Sehingga, kalau memakannya rada kriuk-kriuk dan agak merepotkan.
Quesadillas Menurut beberapa kompasianer yang mencicipi, berisi keju mozzarella dan cheddar, daging, serta sayuran.
Ketiga makanan itu, dinikmati dengan saus khas, salah satunya adalah saus salsa yang merupakan campuran potongan tomat dan tabasco. Resep dari sang pemilik, cara makannya yang paling enak dengan mengguyukan saus khas tersebut ke atas ketiga makanan itu. Dilihat dari porsinya, taco lebih besar dibandin burito. Taco berbentuk setengah lingkaran, burito seperti kebab, sedangkan quesadillas berbentuk segitiga dan tipis.
Dilihat dari harga, semuanya dapat Anda peroleh mulai dari Rp 30.000 hingga Rp 40.000, sedangkan minuman berkisar Rp 9.000-12.000.
dok. Heri Purnomo |
Sekilas tentang Sejarah Taco Express
Bisa dikatakan, Taco express didirikan oleh Joko Waluyo dengan modal nekat. Lima tahun tinggal di Amerika, Joko ingin sesuatu yang berbeda tatkala kembali ke Indonesia. Dia pun memulai karir di bidang kuliner dengan join di restoran Baggle. Cari tempat, ingridients, segala macem. Tapi gagal", tutur Jokowi.
Akhirnya dia bertemu dengan seseorang yang berani mempercayakan uangnya di tangan Joko. Joko meyakinkan, dengan uang Rp 200 juta yang dipinjamnya sebagai modal usaha Taco, uang pijaman itu akan dikembalikan Joko dalam waktu satu tahun.
"Saya kalau buka restoran harus pakai hati. Bisnis nomer dua. Semua yang saya bikin, dari hati karena gastronomi FnB udah jauh dari konteks makanan," lanjut Joko menuturkan. Oleh karena itu, Joko berkonsentrasi hanya pada makanan di setiap kedai yang ia bangun. Tidak disertai wifi apalagi sofa yang nyaman.
Joko Waluyo, pemilik Taco Express, saat memprlihatikan tortilla impor yang digunakan untuk makanan di restorannya (dok. Rizki Darmwan) |
Joko menjelaskan, dirinya tidak takut jika harus kehilangan pegawai. Kualitas tetap nomer satu menurutnya. "Saya mau bikin lapangan kerja, hanya yang berkualitas. Di sini free tax dan service," katanya. Dengan kualitas itu pula, Joko menggunakan bahan makanan yang terdiri dari 70 persen impor, tapi HALAL. "Kalau mau bikin, bikin sekalian. Jadi nggak greedy."
Saat ditanya, mengapa restoran Mexico yang ia buka. Joko mengatakan, selama di AMerika dan bekerja di berbagai macam restoran, dirinya lebih tertarik ke makanan-makanan khas Mexico. "Makanan Mexico penetrasinya gampang." Akhirnya dengan konsep mexican street fod, Jokowi membangun restoran dengan makanan yang enak, murah, dan berkelas. "Grab it, eat it, and go," terangnya.
Joko juga bersikap terbuka terhadap semua kritik perihal makanan yang disajikannya. Menurutnya, bisnis ada berkat para konsumen, sehingga Joko sangat open mind bila ada saran dan kritik terkait usaha FnB-nya dan menu yang disediakannya. "Kalau melakukan sesuatu yang serius dan niat, itu akan ada hasil," ucap Joko memberi resep.
Taco Express
Jl.Benda Raya No.10, Kemang
Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12560
Buka setiap hari dari 10.00 - 22.00 WIB
enak bgt hidup ente jalan2 mulu....
BalasHapus