Popok Terbaik untuk Bayi Ada di Tangan Ibu

Assalaamu'alaikum...

Akhir-akhir ini di timeline Facebook saya lagi banyak new mom alias mahmud (mamah-mamah muda) yang baru punya anak untuk pertama kalinya. Nah, di status mereka banyak yang mempertanyakan kebingungannya masalah popok, misalnya lebih baik pakai popok sekali pakai (pospak) atau clodi; kalau pakai pospak, yang bagus merk apa, berapa jam sekali ganti pospak, kapan waktunya mengganti pospak tipe perekat ke celana, and so and so.

Saya paham si dengan kegalauan mereka. Namanya juga new mom, butuh directory atau kisah dari para ibu sebelumnya. Tiap ibu berbeda pengalamannya. At least terbayanglah bagi mereka kemungkinan terburuknya dari berbagi pengalaman.

Nah, sekarang saya jelasin dulu nih, mengapa di judul aku bilang popok terbaik ada di tangan ibu? Ya jelas, donk! Salah satu tugas ibu adalah mencari yang terbaik untuk anak-anaknya. Nggak cuma tentang popok, seorang ibu nggak bisa asal pilih untuk semua kebutuhan anak. Perlu ketelitian dan pengetahuan yang cukup saat ingin membeli sesuatu untuk anak. Gak mau 'kan anak kita kenapa-kenapa hanya karena kita salah pilih barang atau makanan?

Kalau untuk pilihan pospak atau clodi, saya lebih memilih pakai pospak. Mengapa? Yaa bukan berarti saya nggak cinta lingkungan dengan memilih pakai pospak. Seperti alasan buibu lainnya, saya memilih untuk kewarasan diri. Biar nggak pusing sama tumpukkan pakaian. Karena di rumah tidak ada pembantu sejak Riyadh (anak saya) usia empat bulan, jadi langsung saja saya beralih ke pospak.

Di awal masa melahirkan, saya menggunakan popok kain untuk Riyadh. Waktu itu saya merasa kasihan aja sama kulit Riyadh yang masih haluuuss banget kalau dipakein pospak. Takut iritasi aja.
Begitu lepas 40 hari, secara bertahap saya pakaikan Riyadh pospak. Awalnya malam aja agar Riyadh tidur nyenyak dan saya juga bisa istirahat. Kemudian full pakai pospak dari pagi hingga malam hingga saat ini (usia 17 bulan).

Soal merk pospak pun bergonta-ganti. Nggak langsung klik satu merk. Awalnya Riyadh pakai merk X dengan tipe premium (bukan standar). Lama-kelamaan ganti merk karena kedodoran di uang plesss makin susah dicari untuk isi yang banyak dalam satu kantong pospak. Cari popok yang gampang, familiar, tetapi tetap berkualiatas ajalah kalau gitu.

Jadi sejak usia tiga atau empat bulan (lupa tepatnya), Riyadh pakai MamyPoko sampai sekarang. Soal MamyPoko ini udah dikasih tahu sama kakak saya. Dari anak pertama sampai ketiga, si kakak nggak pernah ganti merk popok selain MamyPoko. Pakai pospak merk lain selalu tembus, pakai MamyPoko nggak pernah tembus,

Pun begitu dengan Riyadh. Jika menggunakan MamyPoko, pipis atau pupnya nggak pernah tembus selama pemakaian popok di posisi yang benar. Saya pernah tidak mengganti popok dalam satu malam saat usia Riyadh di bawah enam bulan, demek-demek gitu juga nggak di celananya. Baguslah daya serapnya si MamyPoko ini.

Pada saat rutin menggunakan MamyPoko, saya iseng mencoba merk lain dengan kualitas (yang katanya) sama dengan MamyPoko. Pas dipakai siang hari si oke utnuk Riyadh. Eeeh giliran malam hari dipakai Riydah, tembuuuss pipisnya sampai demek bahkan basah celananya.

Senyum ceria Riyadh karena pakai MamyPoko yang bikin nyaman di kulit.

Agak nyesel sih mengapa saya nggak langsung pakai MamyPoko saat memutuskan untuk pakai popok. Udah dikasih tahu ke bapaknya, tapi bapaknya membelikan merk lain. Lalu kedodoran di keuangan dan kuantitas barang di pasaran, akhirnya baru beralih ke MamyPoko.

Yang paling sering dikeluhkan buibu tentang pemakaian pospak adalah iritasi kulit. Waa nggak ada juga deh iritasi kulit selama pakai MamyPoko. Mengapa? Yaa itu, daya serapnya yang warbiyasak! Temen saya juga bilang, pup bayi yang seperti jus mangga hanya berbekas kuning jika menggunakan MamyPoko. Berarti nggak cuman saya aja yang bilang, daya serap MamyPoko itu luar biasa sehingga mengurangi risiko iritasi pada kulit bayi.

Nah, buat mahmud yang lagi pada bingung mau pilih popok merk apa, boleh looh dicoba MamyPoko sejak anaknya lahir. Toh, di rumah sakit juga udah dipakein popok sekali pakai juga kan. MamyPoko ini tersedia dalam berbagi ukuran, dari baru lahir sampai besar.

Untuk bayi baru lahir bisa pakai MamyPoko NewBorn Extra Dry. Ukuran selanjutnya mengikuti naiknya berat badan juga lingkar pinggang si anak. Usia 17 bulan dengan berat 10+ kilogram, Riyadh pakai MamyPoko ukuran XL dari usia 6 bulan.

Sengaja dibesari satu nomer popoknya karena lingkar pinggang Riyadh agak besar. Gendut di perut gitu lah. Kalau pakai ukuran L, agak berbekas di pinggangnya. Kasihan kalau terlalu kenceng popoknya meskipun dari karet yang elastis.

Kalo buat saya pribadi, MamyPoko ini popok terbaik buat si bayi, mulai dari daya serap, harga yang ramah di kantong, hingga ketersediaan barang di pasara. Sampe sekarang Riyadh masih pake MamyPoko, siang ataupun malem karena gak ada keluhan, bayi pun ga ada ruam.

Mungkin anak kedua nanti, saya langsung pakaikan MamyPoko aja untuk urusan popok. Yaa maklumlah waktu si Riyadh 'kan jadi new mom. Jadi idealisnya masih kebawa untuk tidak memakaikan pospak ke bayi baru lahir. Padahal, maah nggak apa juga keleeeuss :p

 

1 komentar

  1. Nisaaaa...inii dian tmn sma 34 duluu ya ampun.. gw lg blogwalking trnyataaa ini blog loo... haha.. mauu contact dnk.. email dianwienarnierwin@gmail.com

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkomentar dengan sopan :)