Bincang Santai tentang Fiksi Anak bareng Fiksiana Community di Nangkring Kompasiana



Para pengguna Kompasiana pasti sudah tahu dengan salah satu kanalnya yang bernama Fiksiana. Fiksiana adalah kanal di Kompasiana yang khusus menampung tulisan fiksi. Para pecinta fiksi bisa mengungkapkan ekspresi mereka lewat kanal ini, baik itu puisi, cermin, cerpen, novel, bahkan drama.

Sejak pemisahan kanal fiksi di Kompasiana, kanal ini terus besar. Aliran konten fiski pun turut menyumbangkan rata-rata 800 artikel yang setiap hari dikelola admin Kompasiana. Dari sana pula lahir komunitas pecinta fiksi di Kompasiana, namanyaFiksiana Community yang diprakarsai oleh Langit Queen.

Nah, Jumat (15/11) lalu, Kompasiana mengadakan acara Kompasiana Nangkring bareng Fiksiana Community. Buat yang belum tahu Kompasiana Nangkring itu apa, ini adalah salah satu acara Kompasiana bersama para penggunanya (kopdar) yang diadakan untuk membincang berbagai hal dalam balutan suasana santai tapi bermanfaat. 

Di Kompasiana Nangkring biasanya narasumber berasal dari sesama pengguna Kompasiana.
Ada yang tampak spesial di acara Kompasiana Nangkring kali ini. Sebab acara yang biasanya digagas oleh Kompasiana (mulai dari penentuan pembicara, waktu, hingga rekrutmen peserta), Kompasiana Nangkring bulan ini digagas langsung oleh Fiksiana Community. Mengambil tema tentang Fiksi Anak, Kang Benny dan Mba Wylvera turut hadir sebagai pembicara utama dalam acara ini.

Acara diawali dengan sesi perkenalan komunitas Fiksiana Community oleh Mas Erri Subakti. Mas Erri bercerita, awalnya ia juga tidak tertarik dengan tulisan-tulisan fiksi. Jika ada kompetisi kolaborasi karya fiksi yang dilaksanakan oleh Fiksiana Community, Mas Erri hanya membuat sebagian kecil alur cerita.
“Yaa paling saya menyelesaikan 10 persennya saja. Sisanya yang 90 persen dibuat oleh pasangan (kolaborasi fiksi) saya kala itu”, jelas Erri.

Bak kerasnya batu yang tiap hari disiram air, sehingga akhirnya pecah juga, aktivitas Mas Erri di dunia fiksi mulai digandrunginya. Bahkan, begitu sang penggagas (Langit Queen) merasa down atau mentok atau hilang mood untuk membesarkan komunitas fiksi ini, Mas Erri-lah yang diajaknya bertemu. Dari pertemuan itu, lahirlah sebuah semangat baru. Berbagai event seru terkait tulisan fiksi kerap dilaksanakan oleh Fiksiana Community di Kompasiana. Tak jarang, event ini mengundang ratusan penulis di Kompasiana lainnya untuk turut berpartisipasi. Apa saja sih event yang sudah dilangsungkan oleh Fiskiana Community?

Masih menurut penjelasan Mas Erri, Fiksiana Community sudah melaksanakan Malam Prosa Kolaborasi (event perdana Fiksiana Community). “Ini adalah event perdana Fiksiana Communit yang telah menelurkan buku antologi”, terang Mas Erri.

Selain itu ada pula Fiksi Surat Cinta, Festival Puisi Kolabirasi, Hari Pahlawan 2011,Cerita Mini Horror (Mirror) - sekaligus dibukukan karya-karyanya, Fiksi Hari Ibu, Cerita Imlek, Kolaborasi Cerpen Valentine,  Fiksi Humor (Fisum), Gombalsianival, Belajar Fiksi yang berlangsung dwi minggu. Fan Fiction, Fiksi Drama Ramadhan, Fiksi Sensual (yang khusus dipublikasikan di notes Facebook), Festival Fiksi Anak, last but not least Hari Pahalwan (2013).

Mba Wylvera sedang bercerita awal mula dirinya berkecimpung di dunia fiksi anak

Khusus untuk Festival Fiksi Anak, ini adalah perhelatan yang paling banyak pesertanya, lho! Bayangkan, ada 451 peserta untuk 493 karya fiksi anak. Perhelatan ini juga merupakan kerja sama Kompasiana dengan Kang Benny. Pemenang festival ini akan dibukukan dan diterbitkan oleh DAR! Mizan.

Acara dilanjutkan dengan bincang-bincang santai bersama Mba Wylvera dan Kang Benny. Dari penuturannya, Mba Wylvera bercerita, pada mulanya ia lebih senang dengan fiksi-fiski remaja dan dewasa. Lalu ia bertemu dengan Kang Benny saat menemani suaminya yang sedang belajar di Amerika Serikat.  Dari pertemuan itu, ia banyak belajar ke Kang Benny bagaimana membuat fiksi anak. Lama-lama ketagihan juga, hingga akhirnya Mba Wylvera sudah mempublikasikan beberapa buku anak.

Kata Mba Wylvera, menulis cerita anak tidak bisa sembarang. Harus memahami bahasa dan karakter anak. Oleh karena itu, penulis juga harus memposisikan diri sebagai anak agar cerita yang terbangun pun bisa disukai oleh anak-anak.

Beda Mbak Wylvera, beda pula cerita dari Kang Benny. Kang Benny memang sudah menggeluti fiskia anak dari SD. Kepeduliannya terhadap perkembangan fiksi anak di Indonesia yang kian terpinggirkan, hingga kini ketertarikan Kang Benny terhadap dunia fiksia anak tidak berkurang sedikit pun. Menurut Kang Benny, fiksi anak itu long lastingdan belum banyak pegiatnya di Indonesia.

“Fiksi anak itu ceritanya kekal. Bisa diceritakan hingga kapan pun. Kalau kalian tahu, honor menulis fiksi anak lebih besar ketimbang cerita-cerita remaja atau dewasa. Selain itu, pegiat fiksi anak juga belum banyak, sehingga honor yang dihasilkan besar,” tutur Kang Benny saat ditanya kenapa menekuni jalur fiksi anak.
Untuk menekuni fiksi anak, lanjut Kang Benny, penulis harus paham bahasa dan karakter anak-anak. Jangan berikan cerita dengan paragraf yang panjang-panjang sebab anak mudah bosan jika melihat paragraf yang full tulisan. “Setiap buat deskripsi dalam cerita, pisahkan dengan dialog”.

Selain itu, penggunaan kalimat efektif juga diperlukan dalam membuat fiksi anak. Paragraf yang bsia dibuang, buang saja karena tidak terlalu mendukung cerita. “Misalnya artikel tentang itik. Awal-awalnya ia menceritakan sawah, petani, baru ke itik. Buang saja dua paragraf di awal, langsung mendeskripsikan si itik,” kata Kang Benny saat memberi tips kepenulisan fiksi anak.

Kang Benny memang tidak segan-segan menghajar tulisan fiksi. Kata Mba Wylvera, harus tahan banting belajar dengan Kang Benny karena ia tidak segan-segan membantai tulisan kita. Tentunya ini semua dilakukan agar si penulis paham betul bagaimana menulis karya fiksi anak.

Adapun misi yang dibawa dari Kompasiana Nangkring adalah semangat mengembalikan kembali kejayaan cerita anak. Bagaimana mengembalikan masa kanak-kanak ke rumah bersama dengan buku dongeng merka, bukan dengan serbuat mainan dalam genggaman gadget mereka. Hal ini sesuia dengan keprihatinan yang diutarakan Mas Arrie.

Tidak hanya bincang-bincang, acara ini juga bertabur hadiah buku, lho. Masing-masing pembicara membawa buku untuk dibagikan ke peserta. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan pun bukan pertanyaan yang serius, bahan mengarah ke pribadi, seperti hobi Mba Wylvera selain menulis yang sampai sekarang mggak ad ayan tahu jawabannya :p Oh ya.. Dari ajar tebar hadiaih buku, saya juga dapat satu buku dari Kang Benny, yakni buku trilogi Garuda di Dadaku. Momen langka, nih :D

Yess.. Saya berhasil dapatkan salah satu buku dari Kang Benny

Nah, yang masih mau dapetin buku dari Kang Pepih, masih ada lomba live tweet yang boleh diikutsertakan semua orang, tidak cuman yang hadir saja. Mmm kalau yang ini, update dari Mas Erri.. Pemenang sudah diumumkan dan bukunya dikirim ke masing-masing alamat. Congraaaatss! ;)]

Ada kabar gembira lagi dari acara ini. Yang sedang menanti-nanti kelanjutan dari pembukuan Fiski Anak, Kang Benny kasih bocoran, buku fiksi anak akan dijadikan dua buku dari 400-an cerita fiksi anak yang sudah masuk dalam event kemarin. Jadi, cerita kamukah di antara dua buku tersebut? Nantikan pengumumannya di Fiksiana Community, ya.

Yup, sekian reportase di Kompasiana Nangkring bareng Fiskiana Community.
Maaf untuk reportase yang amat sangat telat ini :(

Foto bersama dengan para Admin Kompasiana dan peserta yang hadir di Kompasiana Nangkring bareng Fiksiana Community

Tidak ada komentar

Terima kasih sudah berkomentar dengan sopan :)