Di Balik Kompasiana Modis bersama Jokowi

Alhamdulillah ya akhirnya Kompasiana MODIS bareng Jokowi usai sudah. Lega sekali rasanya. Jujur, ini pertama kalinya saya berhubungan dan meng-handle suatu pembicara dengan mengundang orang penting. Orang pentingnya sekelas gubernur DKI Jakarta. Si media darling yang ke mana-mana selalu diikuti oleh banyak orang apalagi para pemburu berita. Selama mengurusi ini pula, adrenalin begitu terpacu. Tarik-ulur-tarik-ulur dengan beberapa pihak perihal kelangsungan acar. Pheeeww..

Pepih Nugraha, Jokowi, dan Taufik M Miharja saat Kompasiana Modis di Gedung Kompas Gramedia - Pamerah Barat, Kamis (7/2/2013).


Sebulan lalu ketika rapat mingguan, saya ditugaskan untuk mengurusi masalah surat menyurat ke Pak Jokowi. Well, tugas bikin surat selesai tinggal bagaimana caranya agar surat bisa segera sampai ke tangan Jokowi dan mendapat jawaban kepastian hadir. Saya pun berhubungan dengan salah satu wartawan kantor yang memang stand by di Balaikota. Yup, di tengah kesibukan dia, sepertinya rada sulit untuk bisa meminta bantuan dirinya khusus datang ke kantor hanya untuk mengambil sepucuk surat.

Akhirnya daripada main tunggu-tungguan, saya inisiatif langsung ke Balaikota aja deh untuk menyampaikan surat ini. Tentunya masih berkoordinasi dengan teman saya di Balaikota itu. Syukur-syukur bisa door stop Pak Jokowi, berbincang sebentar menyampaikan isi undangan, lalu memberikan surat undangan Kompasiana MODIS. Begitu rencananya bagusnya.

Entah angin apa yang membawa saya kala itu, di tengah rintik hujan yang turun di Kamis (17/2/2013) pagi, saya menerjangnya dari rumah menuju balaikota. Yeaah, tentunya pembaca tau kalau hari itu Jakarta didera banjir hebat dan saya menjadi salah satu korbannya. Saya terjebak di Tahmrin. Surat yang saya bawa untuk Pak Jokowi akhirnya saya bawa pulang lagi ke kantor. Hal yang sama menimpa teman saya. Dia tidak bisa ke Balaikota. Via BBM akhirnya disepakati, dia akan mengambil surat undangan ke kantor di hari Sabtu (19/1/2013). 




Hhhm, baiklah. Sampai situ masih blm merasa aman juga sebenarnya. Yaa Jakarta dalam keadaan darurat, gitu lho. Trus kalau kami nyampein undangan, diskusi pula dalam rangka 100 hari, apa Pak Jokowi mau terima undangan kita? Apalagi saya sempet membaca berita di media yang intinya Pak Jokowi bilang, di tengah banjir gini, jangan tanya program 100 hari". Ya sudahlah, whatever will be, will be. BBM-an sama temen saya, dia bilang akan mencari cela saat memberikan udangan itu. OK, saya percayakan surat itu sepenuhnya kepada teman saya. Ahhh saya tau, dia yg paling tau tentang Pak Jokowi-lah pokoknya. Saya percayakan saja padanya.


Lanjut. Ditanya-tanya lagi ke teman saya di kemudian hari, masih blm ada perkembangan. Ya, Pak Jokowi masih fokus sama masalah banjir Jakarta. Hhm, baiklah. Balik lagi ke awal, saya tahu di mana teman saya bisa cari celah. Pada akhirnya berita menggembirakan itu datang juga. Sebuah BBM masuk di sore hari, "Mbaaaaak.. Jokowi mau hadir ke Kompasiana". Wogh, langsung seneng banget saya dengernya apalagi pas dia cerita dengan sangat antusias kalau suratanya udah dikasih langsung ke Pak Jokowi dan Pak Jokowi sendiri yang mengiyakan.

Yaa gimana nggak seneng. Sudah berhari-hari suratnya itu mengendap di dalam tasnya, mengikuti Pak Jokowi blusukan, dan menunggu momen yang tepat untuk diberikan kepada Pak Jokowi dengan harapan berakhir bagus. Mohon maaf ya, Pak Jokowi, suratnya sudah rada lecek karena memang menunggu momen yang tepat untuk diberikan ke Bapak :)

Begitu saya dapat kabar itu, saya langsung follow up ke atasan saya. Selanjutnya, saya minta nomer kontak orang terdekat Pak Jokowi untuk running kepastian kehadiran Pak Jokowi di Kompasiana Modis. So far so good, aman terkendali. Saya pun mulai lega. Ahhh Jokowi di depan mata.

Berhubung ini pertama kalinya saya berhubungan dengan pejabat, saya diingatkan oleh satu hal yang namanya protokoler. Iya, protokoler. Masalah teknis di lapangann yang berhubungan dengan tamu yang akan kita undang, mulai dari bagaimana sistem penerimaan tamu, penjelasan tentang konsep acara, berapa pesertanya, kemudian membincang tentang makanan, dan segala hal-hal DO's and DONT's. Akhirnya, saya pun berhubungan dengan kepala penanggung jawab protokoler untuk Pak Jokowi, Kamis (31/1/2013). 

Argh, betapa kagetnya saya ketika beliau mengatakan kalau Pak Jokowi tidak bisa hadir di acara tersebut karena sudah ada acara lainnya. Bagaimana bisa ada sesuatu yang terlewatkan gitu yah? Selama ini perjalanan baik. Jadwal masih aman terkendali. Namun, ketika dikonfirmasikan dengan bagian protokoler, "Bapak sudah ada jadwal". OMAIGAT! Bagai tersambar petir yang cetar membahana di siang hari! Sementara itu, hari H semakin dekat. Beberapa orang sudah tahu dan bersiap siaga 'tuk bertemu mantan walikota Surakarta itu.

Panik campur bingung begitu tahu ada yang missing. Di hari libur pun saya tetap berhubungan dengan orang-orang terdekat Bapak. Mengonfirmasi kepastian hadir Pak Jokowi untuk acara kami. Ya, masih ada harapan. Namun, kalau terlalu mepet, takutnya tidak sempurna persiapannya dan justru mengecewakan Bapak juga undangan lainnya.

Senin (4/2/2013) saya putuskan untuk pergi ke Balaikota untuk reschedule jadwal. Saya bertemu dengan orang-orang terdekat Bapak yang biasa berhubungan lewat telepon. Niat hati ingin reshedule, tapi betapa leganya saya setelah dikonfirmasi kembali bahwa Pak Jokowi bersedia hadir untuk acara Kompasiana Modis, Kamis (7/2/2013) pukul 10.00-12.00 di Gd. Kompas Gramedia - Palmerah Barat. Pheeeeww, akhirnyaaa..

Saya kembali konfirmasi dengan atasa saya. Berkali-kali dihubungi, belum ada yang tersambung. Tek, begitu nyambung, langsung segala persiapan dilaksanakan. Sementara itu, saya masih stay di Balaikota dan kembali bertemu dengan bagian protokoler, merinci segala tetek bengek pelaksanaan di hari H. Kembalilah saya ke kantor dengan hati lega, riang gembira.

Yup, selama dalam waktu tiga hari kami berkutat dalam persiapan kehadiran Bapak, mulai dari mengurusi pendaftaran, undangan ke berbagai pihak, pengadaan konsumsi sserata perlengkapan dan peralatan yang mendukung kegiatan Kompasiana Modis. Alhamdulillah segalanya aman terkendali.

H-1 semua persiapan sudah matang. Saya kembali mengonfirmasikan kepada orang terdekat Bapak perihal kelangsungan acara. Lagi-lagi balasan mengagetkan yang saya terima. Adrenalin terpacu lagi. Gooosssh! Dalam pesan singkat yang saya baca, "Iya mbak, bsk bpk di jadwalkan jam 11.30". Oh my God! Berubah lagiiii jamnya alias dimundurkan -__-"

Akhirnya kami sibuk merubah run down  acara dan koordinasi sana-sini. Pemberitahuan kepada khalayak kami blast di berita admin juga melalui media sosial, Facebook dan Twitter. Aaahh, tidak apalah. Yang penting Pak Jokowi dipastikan hadir di acara ini. Sore hari, kami rapat kembali. Fiksasi persiapan-persiapan keesokan harinya.

Dan esoknya, seperti itulah yang Anda saksikan. Bapak hadir lebih cepat dari jadwal dan acara pun berlangsung aman dan terkendali. Tanpa banyak basa-basi, diskusi bersama Pak Jokowi berlangsung kurang lebih selama 45 menit, berjalan hangat, mengena, dan tepat sasaran. Ya, mengingat sehabis acara ini Bapak juga ada acara kepresidenan.

Dan yang paling wah lagi ketika dalam sambutannya yang singkat dan padat, Pak Jokowi mengatakan, "Saya setiap malam baca Kompasiana dari jam 11 hingga 1. Begitu saya search kata Jokowi, banyak sekali yang muncul." Aaahh senangnya begitu mendengar kalimat itu. Di luar apakah memang betul dia membacanya setiap malam atau baru membacanya ketika ada undangan ini, setidaknya Bapak tahu Kompasiana dan tahu bahwa namanya begitu populer di Kompasiana, suara warga dari seluruh penjuru dunia.

Terima kasih atas kerja samanya tim *cheers*
Tim marcom, redaksi, keamanan KG Group, dan pihk lainnya yang tidak disebutkan yang telah membantu kelangsungan acara. 

Dokumentasi acara bisa dilihat Facebook Fanpage Kompasiana

Tidak ada komentar

Terima kasih sudah berkomentar dengan sopan :)